Pendidikan di usia dini pada si kecil merupakan bagian penting terhadp tumbub kembang si kecil.
Pendidikan yang diajarkan tidak hanya pendidikan mengenai nilai akademik anak, melainkan konsep diri pada anak, emosi, dan jati diri pada anak usia dini.
Seorang anak harus mengetahui identitas diri, identitas gender, ataupun jati diri mereka yang sebenarnya.
Saat bayi lahir, mereka akan ditetapkan menjadi anak laki-laki ataupun perempuan berdasarkan ciri fisiknya. Menjadi laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang sangat alami.
Identitas gender mengacu pada perasaan dalam diri yang dimiliki seseorang yang berasal dari interaksi sifat biologis, pengaruh perkembangan, dan kondisi lingkungan.
Pengetahuan tentang identitas gender yang menyangkut perilaku serta peran anak sesuai dengan jenis kelaminya apakah laki-laki atau perempuan sangat penting.
Karena identitas merupakan hak bagi setiap anak yang perlu dipenuhi. Identitas gender ini juga bertujuan untuk meberikan pemahaman tentang menjaga, melindungi, dan mengahargai area privasinya. Dengan begitu, anak bisa terhindar dan mencegah area privasinya terhadap orang lain.
Bagaimana identitas gender berkembang ?
Identitas gender akan berkembang melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
- Pada anak usia kisaran dua tahun, anak akan mulai menyadari gendernya dan perbedaan fisik antara laki-laki ataupun perempuan.
- Ketika beranjak anak usia tiga tahun, kebanyakan anak akan dengan mudah menyebut dirinya sebagai laki-laki ataukah perempuan.
- Pada anak usia empat tahun, sebagian besar anak akan memiliki pemahaman yang baik tentang identitas gender mereka.
Pengenalan identitas gender pada anak usia dini dapat dilakukan sejak anak berusia 15 bulan. Orang tua bisa memulai dengan pengenalan anggota tubuh seperti mata, telingan, hidung, mulut, kaki, dan tangan. Kemudian bisa mengenallan anggota tubuh lainnya seperti alat kelamin pada perempuan dan alat kelamin pada laki-laki.