TITISAN MALAIKAT
Penulis : Ana.
_______
IBU menatap lurus ke depan sejak tadi. Ambulance berjalan dengan kecepatan tinggi. Membelah malam dingin, yang dipenuhi puing pertanyaan.
9 Desember ... itulah hari terakhir kami tak lagi memiliki seorang AYAH.
"Kita semua akan baik-baik saja." Di antara tetes air mata yang tertahan, Ibu mengubah setiap kesedihan menjadi semangat juang.
***
"Sebelum berangkat sekolah, bawa ini sekalian. Warung Tante Sofi sudah buka dari pagi," ucap Ibu sembari merapikan dagangan es lilin dalam sebuah box es.
"Ya, Bu," sahut kami berdua.
Aku dan kakakku termasuk anak yang beruntung karena dilahirkan oleh seorang wanita yang berkeperibadian kuat, pendiam, , sederhana, pintar dan sabar.
Beliau adalah seorang ibu yang konsisten dengan rencana dan tanggung jawabnya bagi masa depan kami. Tanpa banyak bicara yang terkesan menasehati, Ibu selalu mempraktekkan dengan tingkah laku keseharian. Apa yang harus kami lakukan dan apa yang tidak perlu kami kerjakan.