Lihat ke Halaman Asli

Catcalling: Pelecehan Verbal yang Dinormalisasikan?

Diperbarui: 13 Desember 2023   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi catcalling dijalan raya (sumber: Pypost.org)


        Istilah CatCalling mungkin sudah tidak terdengar asing lagi ditelinga kita. maraknya isu yang terjadi mengenai Catcalling  menjadi topik yang cukup ramai diperbincangkan, karena banyak opini yang menganggap sepele hal tersebut. Terlihat biasa tapi punya dampak yang ditimbulkan bagi seseorang yang pernah mengalami perlakuan catcalling.

Jadi, apa sih catcalling itu??

         Catcalling merupakan pelecehan verbal dalam bentuk komentar atau panggilan  yang bersifat seksual. Umumnya dilakukan oleh suatu kelompok atau individu dan biasanya terjadi di ruang publik (street harassment). Tindakan semacam ini sudah dianggap biasa dan hal yang wajar terjadi dilingkungan masyarakat, sehingga masih banyak masyarakat yang menormalisasikan tindakan tersebut. Ini terjadi karena kurangnya kesadaran mereka dengan dampak yang dirasakan oleh seseorang yang menjadi sasaran catcalling. Pelecehan vebal semacam ini tidak boleh diabaikan dan dianggap remeh begitu saja karna setiap orang ingin diperlakukan dengan hormat dan layak dalam lingkunganya sehingga mereka merasakan kenyamanan dan tanpa ketakutan saat mereka berada ditempat umum.

Asumsi masyarakat terhadap kasus Catcalling

        Sebagian masyarakat mewajarkan perilaku Catcalling karena sudah biasa terjadi, mereka beranggapan hanya candaan semata. Belum lagi anggapan jika perempuan dipanggil "cantik" atau "sayang" atau "seksi" di jalanan oleh orang tak dikenal diartikan sebagai sebuah pujian.

Keamanan perempuan di ruang publik menjadi tidak terjamin dan di buat tidak aman dengan tindakan para pelaku pelecehan seksual yang suka mengganggu. Seringnya perempuan ditempatkan pada pihak bersalah atas pelecehan seksual yang mereka alami. Perempuan disalahkan karena pakaiannya dianggap terbuka dan cukup ketat sehingga membangkitkan nafsu para laki-laki untuk menggoda mereka. Namun beberapa kasus terjadi  banyak korban bahkan dengan mengenakan hijab tertutup masih menjadi incaran para pelaku pelecehan seksual. Demikian itu mulai dipertanyakan kenapa perempuan selalu menjadi korban sekaligus menjadi pihak yang selalu di salahkan.
Tidak banyak yang menyalahkan perilaku menyimpang laki-laki yang suka menggoda perempuan di tempat umum, seperti di jalanan yang mengarah pada pelecehan seksual.

        Bentuk pelecehan ini belum banyak yang tau biasanya berupa siulan, sapaan atau bahkan komentar yang mengandung unsur seksual terhadap orang yang tidak dikenal. Beda halnya dilakukan oleh orang yang dikenal dengan maksud menyapa atau untuk memulai interaksi. Tidak sedikit pula masyarakat yang beranggapan bahwa Catcalling sebagai sebuah hal yang perlu ditangani dengan serius karena marak terjadinya pelecehan seksual di mana-mana dan dampak yang didapat dari perilaku tersebut, yang membuat korban merasa tidak nyaman dan bisa saja menjadi awal bagi pelaku untuk melakukan pelecehan seksual yang lebih parah lagi. Hal ini terlihat biasa saja padahal bisa berdampak besar terhadap seseorang yang pernah mengalami perlakuan kekerasan seksual.Pelaku Catcalling merasa tindakan yang di lakukan nya hanyalah sebuah lelucon yang tidak berbahaya, mungkin dengan cara itu bisa membuat seseorang menjadi terhibur dan tertawa atau untuk menghibur dirinya dengan maksud tanpa menyakiti atau mengintimidasi orang lain.

Beberapa Faktor Pemicu  Pelaku Catcalling:

1. Budaya Patriarki

     Dalam hal ini lelaki merasa memiliki kekuasaan lebih tinggi, sehingga menganggap perempuan lebih rendah dan lemah dalam segala aspek, pelaku melihat perempuan sebagai objek yang mudah untuk diganggu dengan komentar dalam bentuk seksual

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline