Lihat ke Halaman Asli

Dari Mimpi Jadi Rezeki

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Banyak juga yang bertanya, kenapa diriku mau-maunya membuka usaha di kota kecil yang bahkan di peta terlihat seperti debu yang bila ditiup pelan saja, menghilang. Akan tetapi menurutku itu merupakan tantangan tersendiri.

Harus aku akui, banyak juga tawaran menggiurkan datang di hadapanku, mulai dari kantoran yang setiap harinya duduk di ruangan berAC dengan gaji jutaan, konsultan, bahkan untuk menjadi seorang aktor di ibukota, tapi tekadku untuk kembali ke kota halaman lebih kuat.

Pada tahun 2006-2007ketika aku sedang bertugas sebagai Kakang Malang, Duta Wisata Kota Malang, aku bertemu dengan teman-teman yang bercerita bahwa mereka sudah pernah datang ke Sabang, ditambah lagi ketika mereka tahu kalau aku berasal dari sana. Mereka bercerita dengan bangga namun ada nada sesal disana,mereka tidak menemukan souvenir yang memiliki kualitas bagus karena tidak ada alternative lain yang ditawarkan. Aku terharu dan berpikir ini merupakan peluang sekaligus tantangan untukku sebagai putra daerah.

Namun sekembalinya di kota halaman, harapan dan kenyataan seringkali jalan berlawanan arah. Aku drop!

Apalagi mendengar perkataan orang-orang, seorang lulusan sarjana, kerja sebagai penjual baju. Yang menjadi tantangan terbesar, ketika diriku bertemu dengan teman-teman dekat, kuceritakan tentang mimpiku untuk membuka sebuah usaha souvenir shop dengan konsep unik dan baru, mereka berkata,”kayaknya ngga mungkin, yang udah ada saja, jalannya seperti-seperti itu.”

Aku sempat lesu saat itu, teman-teman dekat saja tidak mendukungku, apalagi orang lain?.

Aku berpikir ulang, mengatur strategi, dan berkata dalam hati, INI MIMPIKU DAN INI HARUS TERWUJUD!

Kita kembali ke beberapa waktu silam, disinilah cerita Piyoh bermula.

Sejarah Piyoh Design (pd)

Aku memulai usaha Piyoh Design (pd) sejak tahun 2008 di sebuah kota kecil di ujung paling barat Indonesia. Mungkin sebagian besar orang Indonesia sudah mengenalnya melalui sebuah lagu anak-anak “dari Sabang sampai Merauke.”

Ya, usahaku mulai di Kota Sabang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline