Kota besar biasanya identik dengan kemewahan dan gaya hidup yang tinggi. Banyak orang baik pria maupun wanita berbondong-bondong mengenakan banyak barang branded yang menempel di dirinya agar terlihat keren dan diakui di lingkungannya. Fenomena lain yang menarik adalah nongkrong di kafe mahal sesering mungkin agar bisa update terus di sosial media. Ada juga fenomena jalan-jalan ke berbagai destinasi domestik maupun internasional dengan kuantitas yang banyak dalam satu tahun agar bisa upload banyak foto di sosial media. Sebenarnya, kehidupan bersenang-senang seperti itu tidak ada yang salah, jika penghasilanmu besar dan masih bisa saving setiap bulannya.
Namun, jika penghasilan masih relatif kecil dan tiap akhir bulan selalu ketar-ketir mencari suntikan dana untuk menyambung hidup, apakah ini bisa dibilang healthy life style? Sebagai anak muda yang mana semestinya mulai melek berinvestasi untuk masa tua nanti, fenomena gaya hidup tinggi untuk para golongan BPJS: Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita ini tentunya tidaklah tepat.
Alih-alih menabung untuk mempersiapkan masa depan, gaji tiap bulan saja selalu mirip dengan istilah "besar pasak daripada tiang". Jika gaya hidup ini terjadi terus-menerus, apa tenang hidup mendapatkan pengakuan baik dari lingkungan namun dikejar-kejar tagihan kartu kredit yang tinggi atau bahkan hutang kepada kerabat yang semakin bertambah? Lantas, bagaimana caranya agar generasi muda tidak termasuk ke dalam golongan budget pas-pasan jiwa sosialita?
Sesuaikan Gaya Hidup dengan Pendapatan
Seberapa pun penghasilan kamu, usahakan gaya hidup harus sesuai dengan pendapatan kamu. Hal ini berlaku bagi semua kondisi keuangan, jangan sampai ketika gaji kita meningkat gaya hidup kita juga meningkat bahkan melampaui angka pendapatan kita. Jika penghasilan kamu masih nggak terlalu jauh dari UMR (upah minimum regional), jangan sampai gaya hidup kamu ingin sekelas manager yang bisa memakai barang branded ke kantor agar dihargai orang. Hindari membeli satu barang branded dengan price tag mendekati angka slip gaji bulananmu. Jangan membiasakan diri dengan kehidupan high class, jika kocek hanya mampu masuk ke middle class. Sesuikanlah gaya hidup dengan kemampuan diri, belajar untuk mensyukuri apa yang dimiliki agar hidup lebih berarti.
Saving is a must
Sebagai generasi muda, sudah seyogyanya kita mulai belajar berinvestasi. Budi Raharjo, ahli financial planner mengatakan bahwa jika kita berusia 20 tahun maka kita perlu menyisihkan 10% penghasilan kita untuk berinvestasi, jika usia kita bertambah maka persentase investasi kita juga perlu bertambah. Hal tersebut merupakan nilai minimal investasi agar kita memiliki pegangan untuk menghadapi masa depan.
Menghabiskan masa muda dengan berfoya-foya atau over consumption dengan zero saving maka kita sudah bisa menebak akan kondisi keuangannya, jangankan untuk investasi beberapa tahun ke depan, pendapatan yang ada hanya cukup untuk menopang hidup sampai tanggal tua setiap bulannya.
Jangan sampai terjerumus ke dalam kondisi keuangan yang kurang sehat, mulai berinvestasi sekecil mungkin agar di hari nanti kita dapat memetik buah yang telah kita tanam di masa sekarang. Seimbangkan gaya hidup pribadi dengan pengelolaan finansial yang baik demi hidup tentram bebas dari hutang sejak dini.
Pilih Investasi yang Dipahami
Jika pikiran kamu sudah mulai terbuka untuk berinvestasi sejak dini, maka ada banyak pilihan instrumen investasi yang bisa dipilih. Contoh investasi yang cocok untuk anak muda di bawah usia 25 tahun adalah investasi emas, reksa dana, deposito, asuransi, dan tabungan. Investasi apakah yang cocok untuk para generasi muda? Seyogyanya, investasi keuangan yang baik bukan investasi yang menghasilkan untung paling banyak, melainkan investasi yang kita pahami.
Sebagai generasi muda, kita jangan dulu memikirkan tentang keuntungan yang besar, lebih baik mengalokasikan dana ke dalam instrumen keuangan yang simple, mudah, dan dipahami.
Dari lima jenis tersebut, investasi yang paling cocok untuk generasi muda adalah investasi dalam bentuk tabungan. Mengalokasikan dana di tabungan tentunya sangat efektif, mudah, praktis, bisa kita kontrol setiap bulannya. Apalagi, jaman sekarang fasilitas yang diberikan oleh bank untuk tabungan sudah semakin berkembang seperti halnya D-Save, yakni digital bank yang diprakarsai oleh Bank Danamon yang bisa memudahkan para generasi muda dalam pengelolaan finansial pribadi.
D-Bank ini berbeda dari simpanan konvensional biasa, banyak keuntungan yang bisa kita peroleh dengan hanya membuka rekening di sini. Keuntungan yang didapat antara lain:
1. Bunga menarik
2. Gratis biaya tarik tunai