Mungkin sekilas kamu pernah mendengar apa itu brand equity, namun tidak pernah memahami apa sebenarnya fungsi dari brand equity tersebut. Berbeda dengan brand awareness, brand equity memiliki pengaruh yang lebih besar bagi perusahaan. Jika dahulu loyalitas dan kecintaan terhadap brand menjadi definisi dari brand equity, namun seiring berjalannya waktu hal itu bergeser jauh.
Di tengah pandemi seperti sekarang, definisi brand equity pun kian berubah. Kepercayaan konsumen terhadap brand menjadi defisini brand equity yang sesungguhnya. Endelman lewat penelitiannya menemukan, brand yang mampu membuat konsumennya percaya memiliki kesempatan 7 kali lebih besar untuk dibeli.
Cara membangun kepercayaan brand
1. Mulailah dengan memberikan dampak sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Edelmen menemukan, 78% konsumen menyukai perusahaan yang peduli dengan isu sosial.
2. Jadilah otentik dengan brand storytelling
Brand storytelling menjadi cara yang paling tepat agar mampu menghasilkan brand equity yang tinggi. Belajar dari Nike, kamu bisa melihat bahwa Nike tidak hanya menjual produk, tapi cerita dari para atlet yang dijadikan brand ambassador.
3. Berikan pelayanan yang terbaik secara konsisten
Laporan dari PWC menemukan, 73% pengalaman baik akan mengantarkan konsumen pada pembelian. Itu artinya pengalaman baik begitu penting untuk dilakukan.
Bagi brand kamu yang belum memiliki brand equity yang tinggi, kamu bisa menggunakan ketiga cara di atas.
Referensi