Lihat ke Halaman Asli

Higienis Indonesia

Spesialis solusi kesehatan udara

Penularan Covid-19 lewat Udara, Droplet, dan Kontak Permukaan, Mana yang Paling Berisiko?

Diperbarui: 22 September 2020   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Tidak seperti dugaan sebelumnya, studi-studi terbaru menemukan bahwa diantara 3 cara penularan SARS-CoV-2, yaitu melalui kontak, droplet dan aerosol, ternyata penularan secara aerosol lewat udara berisiko paling tinggi.

  • Hal ini dikarenakan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat beterbangan luas dan lama di udara dan akan berakumulasi di dalam ruangan (indoors), terutama jika ventilasi tidak memadai.

  • Pembersih udara merupakan solusi yang tepat untuk menyaring virus dan polutan dari udara guna senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan di rumah maupun di tempat kerja.

 Pada awal pandemi Covid-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersikeras menyatakan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 tidak tergolong dalam kategori airborne (lewat udara). Saat itu banyak yang beranggapan bahwa transmisi utama virus SARS-CoV-2 adalah melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi oleh virus, sehingga nasihat pencegahan yang paling sering disarankan adalah dengan mencuci tangan secara rutin dan menghindarkan kontak tangan dengan mata, hidung dan mulut. Berkat adanya lapisan pelindung yang dinamakan lipid membrane, virus SARS-CoV-2 diperkirakan dapat bertahan cukup lama di luar inang (host), yaitu 8-12 jam di atas kain dan kertas, 24-48 jam di permukaan stainless steel dan plastik.

Namun, ternyata lapisan lipid membrane hanya dapat bertahan selama 5 menit diatas kulit manusia. Hal ini berarti seseorang perlu menyentuh mata, hidung dan mulut dalam waktu singkat setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi untuk dapat tertular oleh virus SARS-CoV-2.

Physical distancing (menjaga jarak) dan menggunakan masker juga sering dianjurkan, karena secara tepat, ilmuwan dan pakar kesehatan menyimpulkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat ditularkan melalui droplet (terbawa percikan air liur), terutama jika ada yang bersin, batuk atau berbicara keras saat berdekatan. Dikarenakan bobot dan ukuran, percikan droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan lama di udara dan dengan relatif mudah dihindarkan dengan menjaga jarak dan menggunakan masker saat berdekatan dengan orang lain.

Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak penemuan-penemuan baru yang justru menyimpulkan bahwa sebenarnya, transmisi SARC-CoV-2 yang paling berisiko tinggi adalah melalui aerosol (percikan cairan halus) yang dapat “mengambang” di udara dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga bisa menyebar luas.

6-5f6963ebdd394359af241c32.jpg

Mengingat bahwa kita menghabiskan sekitar 90% waktu sehari-hari di dalam ruangan, penyebaran virus melalui udara terutama di ruangan tertutup (indoors) menjadi sangat berbahaya.

Dengan semakin dipahaminya cara penularan virus SARS-CoV-2 yang paling berisiko, yaitu secara aerosol melalui udara, maka disamping anjuran dan protokol kesehatan yang telah dikemukakan, para pakar kesehatan saat ini juga menganjurkan ventilasi dan penggunaan pembersih udara untuk mengurangi jumlah virus yang beterbangan di dalam ruangan (indoors).

Pastikan ruangan aman, bersih bebas dari virus

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline