Lihat ke Halaman Asli

Higienis Indonesia

Spesialis solusi kesehatan udara

Siapa Sangka Risiko Penularan Virus Corona Paling Tinggi Terjadi di Rumah

Diperbarui: 18 September 2020   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali beraktivitas normal di masa pandemi berarti mengambil risiko tertular, namun sebenarnya, tempat paling berisiko dan tidak bisa kita hindari sepenuhnya adalah di rumah sendiri.

  • Beberapa faktor pendukung penularan virus, seperti tidak merasa nyaman menggunakan masker, atau merasa aman sehingga tidak perlu melakukan physical distancing pada saat berada di rumah meningkatkan risiko tertular dalam rumah.
  • Jika ventilasi yang cukup tidak memungkinkan, alternatif tepat adalah menggunakan alat pembersih udara untuk secara terus menerus memfiltrasi udara dan mengurangi akumulasi virus dan bakteri.

Kembali beraktivitas normal selama pandemi berarti mengambil risiko tertular pada saat di kantor, di tempat/fasilitas umum (seperti di MRT, halte bis, toilet umum), tempat berbelanja seperti di mal dan supermarket, di tempat makan, dan lain-lain. Namun sebenarnya, tempat yang paling berisiko dan yang kita tidak bisa hindari sepenuhnya, adalah di rumah sendiri.

Tentunya tidak banyak yang menyadari hal di atas, karena kita merasa paling aman dan nyaman di rumah. Bahkan, sebagian besar dari kita tidak menggunakan masker dan tidak melakukan physical distancing di rumah karena merasa tidak perlu dan nyaman dengan anggota keluarga

Namun jika dikaji lebih mendalam, tingginya risiko penularan di rumah sebenarnya sangat masuk akal. Anggota keluarga yang terinfeksi tanpa gejala (asymptomatic) atau dengan gejala ringan, bisa saja menularkan virusnya ke anggota keluarga lainnya yang sehat di dalam rumah dan berpotensi tinggi karena didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut:

  • Long exposure time

Sehari-hari kita menghabiskan waktu paling lama di rumah, sehingga jika virus terbawa masuk ke rumah, maka akan menulari anggota keluarga yang sehat karena akan terpapar terus menerus selama berjam-jam.

  • Lack physical distancing

Mungkin karena alasan tidak nyaman atau tidak masuk akal untuk menjaga jarak dengan anggota keluarga, biasanya kita tidak melakukan physical distancing saat di rumah.

  • Neglecting standard health protocols

Tidak hanya physical distancing, beberapa protokol pencegahan yang kita sudah terbiasa lakukan saat di luar, tidak dilakukan saat berada di rumah, seperti  tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan setelah menyentuh permukaan atau perabotan seperti remote televisi, keran, gagang pintu, dll. Padahal penularan virus tidak hanya lewat udara saja (aerosol), namun juga lewat permukaan atau perabotan yang terkontaminasi.

  • High risk indoor environment

Ruangan tertutup karena penggunaan air conditioning (AC) atau ventilasi yang dibatasi untuk terhindar dari polusi, serangga/nyamuk dari luar rumah, bisa meningkatkan risiko penularan karena virus akan terperangkap di dalam rumah dan terus menambah.

  • High risk people

Lansia, ibu hamil, balita, dan juga orang yang memiliki penyakit kronis/bawaan, sangat rentan tertular virus Corona, sehingga perlu lebih waspada jika tinggal bersama dalam satu rumah.

Tingginya risiko penularan virus Corona di dalam rumah juga didukung penemuan terbaru oleh Guangzhou Center for Disease Control and Prevention (China) yang studinya telah dipublikasikan di jurnal kesehatan Annals of Internal Medicine  pada bulan Agustus 2020. Dalam studi ini ditemukan, tingkat infeksi di dalam rumah mencapai angka tertinggi (10,3%) dibandingkan di rumah sakit (1%) dan di transportasi umum (0,1%).

Manfaat ventilasi yang baik untuk kesehatan sekeluarga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline