Rasanya tak ada habisnya membicarakan tokoh nasional kita yang satu ini. Ulahnya yang kontroversial justru selalu memberikan kita inspirasi untuk menulis, menulis untuk mencelanya. Jonru memang tokoh yang inspiratif, seorang inspirator sejati. Buktikan sendiri, ketika sedang buntu menulis, cobalah ingat Jonru, bacalah tulisan-tulisan jonru. Niscaya ide akan mengalir dengan derasnya.
Menyangkut Pokemon Go yang sedang hot-hotnya. Game ini menarik, karena menuntut pemainnya untuk lebih banyak bepergian. Tak bisa dimainkan dengan hanya diam disatu tempat saja. Untuk menangkap dan mengumpulkan Pokemon, harus dari beberapa tampat terpisah. Untuk bertarung dengan Pokemon yang lain, juga harus mengunjungi tempat tertentu. Hebatnya game ini terintegrasi langsung dengan google map sehingga bisa memvisualisasikan denah wilayah tertentu kedalam dunia pokemon. Tak heran jika beberapa perusahaan jasa transportasi mulai menyediakan jasa mencari pokemon.
Untuk mengumpulkan item-item krusial seperti Pokeball, Potion, dan lain-lain, pemain harus mendatangi pokestop. Technology Augmented-Reality akan menyebar lokasi-lokasi Pokestop umumnya berada dilokasi strategis seperti museum, monumen, juga tempat ibadah. Sederhananya, Pokemon Go memaksa pemainnya untuk piknik. Mengunjungi dan mengeksplorasi tempat-tempat yang mungkin belum pernah kira kunjungi sebelumnya.
Sadar atau tidak sadar, efek positif akan masuk dengan sendirinya ke otak dan tubuh kita yang terlanjur negatif ini. Pemain bahkan harus berjalan 10km untuk bisa naik level. Walaupun motivasinya cuma ingin naik level, tapi berapa banyak kalori tubuh yang dibakar dengan berjalan kaki? Atau untuk menangkap pokemon jenis-jenis tertentu kita harus mengunjungi tempat-tempat umum seperti Museum, Taman, atau tempat ibadah.
Karena alasan inilah Kenapa saya merekomendasikan game ini untuk Jonru. Semata-mata karena saya ingin Jonru lebih sering piknik, mengeksplorasi tempat-tempat baru, mengalami hal-hal baru, dan bertemu orang-orang baru. Sehingga pikirannya terbuka kembali, dan waras kembali.
Disini saya melihat Jonru memang sebagai orang yang kurang piknik dan butuh. Kita semua mengenal sebagai sosok ini penebar kebencian terhadap Jokowi, hampir semua tulisannya di Facebook Jonru, selain juga jualan obat dan sprei, adalah bentuk kebencian terhadap pribadi Jokowi. Dimata Jonru, Jokowi tak lebih dari seonggok daging penuh kesalahan. Benci sana, fitnah sini, berpendapat tapi menggunakan tidak logis, Pikiran yang sempit dan tidak terbuka menyikapi hal-hal baru.
Ia jelas butuh penyegaran, Ia butuh olahraga (jiwa dan raga). Mengingat Jonru adalah barisan sakit hati yang belum bisa Move-on pasca kekalahan Prabowo di Pilpres 2014. Tokoh yang didikungnya dengan darah dan air mata. Konon kabarnya, setiap calon pemimpin yang didukung Jonru selalu gagal dalam Pemilihan. Ini tentu lebih sial lagi. Kegalauan berlipat-lipat, menumpuk dan berkarat membutakan hati dan pikiran Jonru.
Saya sangat mengerti kegelisahan Jonru. Ia mungkin selama ini hanya berada dalam lingkaran orang-orang yang satu pemikiran dengannya, sesama haters Jokowi. Orang-orang yang cuma bisa angguk-angguk pada setiap pemikiran dan perkataan Jonru, sehingga tidak ada yang biasa diajak bertukar pikiran. Ibarat katak dalam tempurung, Jonru adalah tempurungnya.
Pokemon Go adalah solusi praktis untuk Jonru. Dengan Pokemon Go, Jonru tentu akan lebih termotivasi untuk berolahraga atau sekedar berjalan kaki untuk mencari seekor Mewtwo, pokemon legendaris buruan banyak orang. Dengan begitu otaknya akan terstimulasi kembali, Jiwanya akan segar kembali. Ada pepatah lama yang mengatakan, “Mensana Incorpore Sano’, didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Pokemon Go akan membawa Jonru kepada dunia yang lebih luas. Membawanya ke tempat-tempat yang selama ini Ia pandang sebelah mata, yang mungkin belum pernah Ia kunjungi sebelumnya. Dengan eksplorasi tempat baru, Jonru akan mengalami hal-hal baru, belajar hal-hal baru dan bertemu orang-orang baru. Ide-ide baru akan mengalir masuk menyegarkan pikirannya yang berkarat, Niscaya Jonru akan tercerahkan kembali.
Bayangkan ketika Ia harus ke Museum untuk menangkap sebuah Pokemon. Tanpa sengaja Ia melihat lagi sejarah Indonesia yang mungkin selama ini dilupakannya.