Lihat ke Halaman Asli

Kesunyianku

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesunyianku

Di balik kesunyianku ini, masih ada kesunyian lainnya. Bagi kesunyianku yang hidup bersemayam dalam kesendirianku, ia berada di sebuah pasar yang ramai dan kesunyian itu pun menjadi sebuah kebisingan.

Aku terlalu muda dan terlalu dini untuk mencari kesunyian. Suara-suara di balik lembah nan jauh masih terdengar di telingaku dan bayang-bayangnya menghalangi jalanku dan aku tidak dapat pergi.

Di balik bukit-bukit ini ada deretan pohon yang menjulang tinggi ke langit, aku menemukan ketenanganku disana, namun disana bersemayam angin badai  dan keberanianku berubah menjadi ilusi.

Aku terlalu dini dan terlalu cepat untuk mencari deretan pohon suci. Haus darah mengalir di mulutku, busur dan panah milik ayahku masih berada dalam genggamanku, tapi aku tidak dapat pergi.


Dibalik beban diriku hiduplah jiwaku yang bebas. Dan baginya, angan-anganku dikobarkan dalam sebuah pertempuran di waktu senjakala dan keinginanku yang menggerak-gerakan tulang-tulangku.

Aku terlalu muda dan terlalu serakah untuk menjadi diriku sendiri yang bebas. Dan bagaimana bisa aku meraih kebebasan diriku, apakah hanya dengan menyingkirkan beban-beban dalam diriku ataukah memang semua orang menjadi bebas karenanya??????


Bagaimana bisa seekor elang yang ada dalam diriku menggapai matahari sehingga kepakan sayapku dapat meninggalkan sarangnya dimana telah aku garap dengan paruhku untuk mereka??????

Entah kenapa aku hanya disibukkan dengan proses adaptasi yang tak sempurna dalam hidupku ini, bayngkan saja, hampir dua tahun lebih tak da yang bisa buatku nyaman kuliah di surabaya ini. Entah aku tak tahu sebabnya. Namun, semester 5 ini aku merasakan hal yang berbeda akan diriku, aku kenal dengan seseorang dari jejaring sosial. 270493 sebut aja dia dengan sebutan itu. Entah kenapa aku merasa nyaman dengan 270493. Anaknya itu baik, tapi.............???

Entah kenapa aku jadi semangat menjalani kehidupanku saat ini. Aku tak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Efek positif bagiku. Sangat membantu. Kau buatku lebih menghargai hidup ini. Hehehehe.

Lama-lama ada perasaan aneh yang tidak enak di dalam dada. Biasa, nafsu kita untuk memiliki seseorang. Namun begitu kuatnya perasaan itu membuatku untuk bekerja ekstra keras melawannya.Aku tak pernah berharap lebih denganya. Bagiku, aku jadi temanya itu aja udah cukup selain itu, prinsip dia juga besar. Maafkan aku kawand jika aku mulai mengusik prinsipmu ini. Aku berusaha tidak bicara tentang perasaan ini ketika aku bersamanya. Karena aku tahu dia jelas tidak menyukainya. Tak apalah bagiku mengagumi tanpa dikagumi itu adalah hal yang wajar yang selama ini ku rasakan. Santai aja kawand sampai kapanpun aku tak akan berusah atau membuat prinsipmu itu goyah. Anggaplah aku ini sebagai sampah yang tak berguna. Ketika aku mengotori kehidupan sehari-harimu buanglah lalu lupakanlah.

Aku akan lebih sakit dengan perasaan ini jika aku harus memendamnya dan melupakannya. Secara g langsung aku akan kehilangan dua hal yang bagiku sangat berharga, satu, dirimu kawand. dua, semangatku. Mungkin dialah jawaban atas do’aku selama ini. Tahu g do’aku kepada-Nya itu seperti ini “ ya Allah, mbok kulo niki di sukani nopo ben semangat ten kampus”. Tiap kali do’ku mesti itu –itu saja. Walaupun agak sedikit malu pada-Nya.

Terima kasih 270493.

Kau buatku berarti dalam menjalani hidup ini. Jadilah seperti dulu lagi kawand. Jangan menghindariku. Karena itu akan selalu menyiksaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline