Lihat ke Halaman Asli

Naiknya Harga BBM, Pemerintah Menyediakan Subsidi Tetapi Lari Kemana?

Diperbarui: 8 Oktober 2023   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.jawapos.com/jabodetabek/amp/01406299/pemprov-dki-bahas-dampak-kenaikan-harga-bbm-untuk-ump-2023

Kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah menjadi salah satu faktor pro kontra di kalangan masyarakat. Kenaikan harga yang selalu bertambah membuat naiknya biaya transportasi dan juga berakibat pada kenaikan harga kebutuhan pokok yang semakin mahal. Hal tersebut berdampak pada daya beli masyarakat, terutama masyarakat kalangan kelas bawah dan menengah.

Tidak hanya itu saja naiknya harga BBM juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan iklan berinvestasi. Kenaikan tersebut mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi dan berdampak pada inflasi.Harga barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, karena penghasilan masyarakat yang tetap. Pada ujungnya perekonomian masyarakat semakin lama semakin turun dan tingkat kesejahteraan terganggu.

Pada semua bahan bakar minyak (BBM) yang dinaikkan oleh pemerintah, dengan alasan kenaikan harga minyak dunia yang mahal menyebabkan harga didalam negeri juga ikut mahal. Indonesia secara neto adalah pengimpor BBM. Harga BBM bersubsidi tidak berubah. Harga BBM nonsubsidi kemungkinan mendorong konsumen beralih membeli BBM bersubsidi yang akibatnya biaya subsidi membludak dan kemampuan pemerintah membiayai pembangunan menjadi menurun.

Kenaikan harga BBM bukan kali pertama kita alami. Hal ini menyebabkan pro dan kontra yang terus berulang kali terjadi karena masyarakat baik kalangan kelas bawah dan kelas atas memilih menggunakan BBM subsidi dari pada nonsubsidi. Dari peristiwa tersebut pelaksanaan yang diberikan pemerintah kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Subsidi BBM yang diberikan tidak tepat sasaran karena 80% yang menikmati subsidi adalah golongan mampu, sisanya 20% dinikmati masyarakat tidak mampu. Maka dari itu pemerintah harus bersikap tegas agar BBM tidak disalah gunakan dan digunakan oleh orang kaya daripada orang miskin.

Maka dari itu harus BBM yang terus naik akan terus mendorong inflasi, baik digunakan masyarakat kalangan kelas atas dan menengah ke bawah. Peningkatan biaya produksi juga menjadi penyebab jumlah produksi yang berdampak pada pengangguran atau PHK. Jadi semakin naiknya laju inflasi maka akan semakin menghambat pertumbuhan ekonomi dan menambah jumlah orang miskin di Indonesia. Akibatnya perekonomian masyarakat dan kesejahteraan masyarakat menjadi terganggu.

Pemerintah harus mempunyai cara untuk menyeimbangkan kenaikan harga BBM naik bersubsidi maupun nonsubsidi agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga tersebut. Kita perlu untuk menemukan sumber alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) dan juga memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi perekonomian masyarakat baik kalangan atas maupun menengah ke bawah .

Diharapkan pemerintah dapat menyediakan transportasi umum secara gratis untuk menanggulangi masalah perekonomian masyarakat kalangan menengah kebawah. Dengan cara ini dapat menekan mahalnya biaya BBM bagi masyarakat kurang mampu. Dan kedepannya saya harap pemantauan dan evaluasi pada BBM harus dipastikan untuk tepat sasaran pada masyarakat yang membutuhkan.

Kenaikan harga BBM ini memang pada dasarnya tidak dapat dihindari lagi, apalagi berhubungan dengan berbagai banyak faktor, baik internal dan eksternal yang menekan perekonomian negara. Namun akhirnya Harga Bahan Bakar Minyak tetap mengalami Kenaikan disertai dengan adanya tindakan masyarakat yang melakukan perbuatan yang menguntungkan dirinya sendiri dengan Penimbunan Bahan Bakar Minyak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline