Lihat ke Halaman Asli

Hidayatul Muanifah

An English Teacher

Pemimpin Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid Berdasar atas Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara

Diperbarui: 21 April 2022   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ing Ngarso Sung Tulodho. Dokpri

Kita semua sebagai pendidik dalam hal ini adalah guru pastinya sudah tidak asing mendengar sosok Ki Hajar Dewantara. Pemikiran-pemikiran beliau tentang pendidikan di Indonesia ternyata tak lekang oleh zaman, bahkan di era globalisasi dan digitalisasi ini pemikiran-pemikiran beliau dirasa masih sangat relevan diterapkan dalam proses pendidikan kita guna menciptakan karakter murid yang sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia.

Filosofi Patrap Triloka yang dikemukakan beliau masih menggaung sampai saat ini, bahkan menjadi semboyan pendidikan Indonesia yang dipatenkan yakni Tut Wuri Handayani.

Patrap Triloka yang berbunyi Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani memiliki arti bahwasanya seorang guru harus bisa Di depan memberi teladan, Di tengah membangun motivasi, dan Di belakang memberikan dukungan kepada para muridnya. 

Dari ketiga semboyan tersebut kaitannya dengan seorang guru adalah sebagai pemimpin pembelajaran adalah guru harus mampu mengambil keputusan dalam setiap hal yang dia temukan dalam lingkungan pendidikannya dengan menerapkan filosofi Patrap Triloka tersebut dalam setiap pengambilan keputusan harus berpihak kepada murid.

Ing Madyo Mangunkarso. Dokpri

Sebagai guru hendaknya memiliki karakter atau nilai-nilai luhur dalam diri untuk memperkuat dan menunjang pengambilan keputusan yang kita ambil berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah dilakukan pengujian kebenaran. Dalam mengambil sebuah keputusan dalam suatu kasus yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, implementasi coaching dalam keseharian menagani kasus sangatlah membantu guru. 

Memiliki keahlian dalam melakukan coaching baik terhadap murid ataupun rekan guru lainnya membuat guru menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang terbiasa mengidentifikasi masalah yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda. 

Seorang guru yang bertindak sebagai coach akan menjadi pendengar yang baik namun juga aktif dalam membangun kepercayaan diri dalam diri coachee sehingga coachee akan bisa menemukan sendiri penanganan dari permasalahannya. 

Dengan Model Coaching TIRTa, seorang guru akan mampu membangun Tujuan apa yang akan diperoleh dari sesi coaching ini. Identifikasi permasalahan dan kemampuan diri coachee  dalam merumuskan solusi sendiri. 

Rencana aksi yang kemungkinan akan dilaksanakan sendiri oleh coachee dalam merumuskan solusi permasalahannya. Tanggung jawab yang diharapkan tumbuh dari diri coachee sendiri dalam pengambilan keputusannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline