Magelang, 13 Oktober 2021
Telah berlangsung kegiatan Saparan di sejumlah daerah di kota Magelang, salah satunya di Dusun Mantran Kulon. Kegiatan saparan yang dilakukan di mantran kulon dilaksanakan secara besar-besaran dimana setiap rumah menyediakan hidangan yang berisi berbagai macam lauk pauk yang disediakan warga ketika ada tamu yang berkunjung. Tamu tersebut biasanya diundang oleh pemilik rumah yang kemudian secara bergantian berkeliling dari rumah ke rumah. Kegiatan yang di lakukan oleh warga mantran kulon tersebut dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan tuhan atas rezeki yang diberikan, sebagai sarana untuk meminta keselamatan, serta untuk mempererat rasa kekeluargaan antar warga karena pada saat kegiatan saparan suasana desa nampak begitu ramai dan hangat dan rasa kekeluargaan yang begitu terasa.
Namun dikarenakan pandemi yang tak ada akhirnya, kegiatan saparan sempat terhambat, dan baru dilaksanakan kembali pada tahun ini dengan mematuhi berbagai peraturan pemerintah, dimana salah satu peraturan tersebut tidak memperboleh warga mengundang tamu dan berkerumun. Jadi selama pandemi warga hanya melaksanakan kegiatan saparan dengan membawa ingkung ke rumah kepala dusun, kemudian berdoa namun tidak mengundang tamu. Lauk pauk yang dimasak setiap warga disiapkan diantarkan ke rumah saudara. Kegiatan saparan yang dilaksanakan dimasa pandemi sedikit berbeda namun tidak mengurangi nilai tradisi yang dikandung. Untuk daerah mantran kulon sendiri kegiatan saparan tidak dilaksanakan di bulan safar melainkan dilaksanakan pada awal bulan maulud. Hal ini didasari beberapa alasan, selain karena pandemi, kegiatan yang biasanya dilaksanakan pada hari rabu di akhir bulan safar, namun pada tahun ini rabu akhir jatuh bertepatan di awal bulan safar. Sehingga untuk tahun ini kegiatan saparan di daerah mantran kulon tidak dilaksanakan di bulan safar.
Mengenai pelaksanaan saparan tidak semuanya dilaksanakan serentak di hari yang sama di bulan safar dikarenakan tradisi saparan yang dilaksanakan di setiap daerah berbeda-beda. Seperti saparan yang dilaksanakan di mantran kulon saparan yang biasa dilaksanakan di rabu akhir bulan safar untuk tahun ini dilaksanakan di awal bulan maulud. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan safar yang dilaksanakan diluar bulan safar tidak mengurungai nilai tradisi yang dikandung, karena pada hakikatnya saparan itu dilaksanakan sebagai ucapan syukur dari warga setempat atas rezeki yang diberikan Tuhan, meminta keselamatan serta mempererat rasa kekeluargaan antar warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H