Pentingnya Iman Dalam Jiwa
Oleh : Hidayatul Ilyas
Prodi : Aqidah & Filsafat Islam
Mahasisiwa : UINSU
Sebagai seorang Muslim, kita harus tahu apa itu Iman. Iman adalah Tashdiq bil Qalbi waikrar Billisan Amalu bil Arkan artinya pembenaran atau pengakuan Hati dan pengakuan dengan Lidah/ Ucapan dan mengamalkan dengan anggota tubuh.
Tasdiqu bil Qolbi ialah potensi dalam setiap jiwa manusia dalam pengakuan kebenaran didalam Hati, dan begitu juga Ikrar Billisan ialah mengakui kebenaran seiringan dengan Hati tentang ucapan kebenaran iman yang tidak perlu diragukan lagi dalam ucapan, dan Amalu bil Arkan ialah melaksanakan dengan yakin atas apa yang diakui dalam perintah iman yang berkaitan dengan Hati dan Ucapan dalam tubuh untuk melaksanakan perintah yang maha kuasa.
Rukun Iman terdiri dari Enam, didalam Hadis Rasulullah Saw: qala an tu'mina billahi wa malaikatih warasulih walyaumil akhir watu'mina bilqadri khairih wasarrih.(HR. Bukhari & Muslim) artinya: Egkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikatnya, kepada Kitab kitabnya, kepada Rasulnya, kepada hari kiamat, dan Taqdir baik dan buruk.
Baca juga: Menjejak Iman dan Takwa Selepas Lebaran
Dimasa Pandemi ini seorang muslim harus menguatkan keimanan, sebagai mana firman Allah dalam Alquran: Hai orang-orang Beriman, Bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetap bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kalian beruntung. (QS. Ali Imran: 200).
Semuanya sudah diatur, yakin dan percayalah kepada Rukun Iman yang Sudah Diatur dan Allahlah pemilik semuanya tanpa perlu keraguan.
Dan tetap mawas diri sehingga tidak melakukan kesalahan atau perbuatan sia-sia dimasa pandemi ini, dan tetap patuhi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Protokol Kesehatan. Jangan gegabah turuti fatwa ulama sebagai pewaris dalam perjuangan umat islam dan tetap taati fatwa ulama, sebagaimana firman Allah dalam Alquran yang artinya: hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan Ulil Amri Diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. Qnnisa':59).
Baca juga: Mari Evaluasi Iman Kita Sebelum dan Sesudah Puasa
Jiwa adalah sesuatu yang mengantarkan kepada keinginan, dan keimanan menuntun jiwa yang terarah kepada jasad melalui fikiran dan hati. Didalam jiwa pentingnya iman yang mengatur kendali atau tatacara hidup yang berkualitas dan melaksanakan timbangan baik atau burunya. Sehingga jiwa terarah sampai kepada ketenangan yang dicapai melalui jiwa yang terarah melalui tuntunan iman.