Oleh : Tatang Hidayat*)
Indonesia ditetapkan sebagai presidensi G20 pada Riyadh Summit 2020, dan memegang presidensi G20 sejak serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di kota Roma, Italia. Secara resmi Presidensi G20 Indonesia dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada akhir tahun 2022.
Posisi Indonesia sebagai presidensi G20 untuk pertama kalinya dalam forum yang melibatkan kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju tentu memiliki tantangan dan peluang tersendiri.
Forum internasional G20 menjadi bagian penting dunia karena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.
Indonesiabaik.id & Kominfo (2022) mencatat sejak dibentuk pada 1999 atas inisiasi negara-negara anggota G7 (Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang). G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis yang berdampak global.
Forum G20 membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track adalah jalur pembahasan dalam frum G20 yang berfokus pada fokus isu keuangan, antara lain : Kebijakan Fiscal, Moneter dan Riil, Investasi Infrastruktur, Regulasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Perpajakan Internasional. Pertemuan-pertemuan pada Finance Track dihadiri oleh Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara anggota.
Adapun Sherpa Track adalah jalur pembahasan dalam forum G20 di bidang-bidang yang lebih luas di luar isu keuangan, antara lain: Anti Korupsi, Ekonomi Digital, Lapangan Kerja, Pertanian, Pendidikan, Urusan Luar Negeri, Budaya, Kesehatan, Pembangunan, Lingkungan, Pariwisata, Energi Berkelanjutan, Perdagangan, Investasi, dan Industri, Pemberdayaan Perempuan.
Dari sekian banyak isu baik domestik maupun global yang diangkat dalam G20, isu pendidikan menjadi salah satu isu strategis yang menarik untuk disoroti. Dalam G20 kali ini, sebagaimana yang dicatat Wisnubroto dalam indonesia.go.id (24/1/2022) Indonesia berkomitmen mengangkat isu pendidikan untuk semua. Indonesia mengangkat empat isu utama untuk dibahas bersama oleh Negara anggota G20. Yakni, kualitas pendidikan untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan dan masa depan dunia kerja.
Isu pertama terkait kualitas pendidikan untuk semua memang masih menjadi PR bagi pendidikan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas masih berada di kota -- kota besar Indonesia, untuk mengakses pendidikan berkualitas pun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, pendidikan berkualitas pun mesti diakses oleh semua golongan termasuk disabilitas.
Penyelenggaraan pendidikan berkualitas adalah tugas Negara. Oleh karena itu, bagaimana caranya Negara memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan bisa diakses dengan mudah oleh semua rakyatnya. Pendidikan berkualitas akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga, dan tentunya SDM yang dimiliki suatu bangsa akan mempengaruhi juga kemajuan suatu bangsa tersebut.