Lihat ke Halaman Asli

HIDAYAT SYAH AL HAKIM

Penulis dan Youtuber

Tunas Koetaradja Gelar Aksi Hijau di Mangrove Park Lampulo: Upaya Kolektif Generasi Muda Untuk Pelestarian Ekosistem

Diperbarui: 12 September 2024   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tunas Koetaradja

Banda Aceh, 8 September 2024 -- Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan komitmen generasi muda terhadap pelestarian lingkungan, Tunas Koetaradja menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi di Mangrove Park Lampulo sebagai bagian dari rangkaian acara puncak program Green Leadership Indonesia Batch 4. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal potensi mangrove dalam mengurangi jejak karbon dan membangun kesadaran tentang pentingnya pelestarian ekosistem mangrove.

Mangrove Park Lampulo, yang berdiri di atas lahan seluas 8 hektar milik negara di kawasan Pelabuhan PPS Lampulo, Banda Aceh, telah menjadi rumah bagi lebih dari 15.000 bibit mangrove dari 10 jenis berbeda. Dibuka pada tahun 2023, area ini kini berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang sangat penting bagi ekosistem pesisir.

Program Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 4 merupakan inisiatif nasional yang bertujuan membentuk generasi pemimpin yang peduli terhadap lingkungan dan berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif. Dengan tema "Bersama Kita Hijaukan Koetaradja: Mengenal Potensi Mangrove dalam Mengurangi Jejak Karbon," program ini memfasilitasi pembelajaran holistik tentang isu-isu lingkungan, perubahan iklim, energi terbarukan, dan pengelolaan sampah. Penanaman mangrove di Mangrove Park Lampulo menjadi salah satu contoh konkret aksi yang melibatkan alumni dan peserta dalam upaya menjaga kelestarian alam dan membangun kesadaran publik akan pentingnya keberlanjutan lingkungan hidup.

Kegiatan ini dimulai dengan sesi sosialisasi dan edukasi yang diisi oleh Wakil Ketua Pemangku Peduli Mangrove Koetaraja, Pak Fahri. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih kepada para peserta atas partisipasi mereka dalam menghijaukan bumi melalui penanaman mangrove di Mangrove Park Lampulo. "Harapan kami, kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan lebih banyak penanaman di masa mendatang untuk melestarikan mangrove. Mengingat lahan-lahan di Banda Aceh dan Aceh Besar terus beralih fungsi menjadi pemukiman, terutama di lahan-lahan pribadi, penting bagi kita untuk menjaga keberadaan mangrove di lahan milik negara seperti Mangrove Park Lampulo, yang telah ditetapkan sebagai area pelabuhan perikanan," jelasnya.

Pak Fahri juga mengajak generasi muda untuk aktif menanam pohon mangrove guna menjaga kualitas air tanah, mengendalikan erosi, melindungi pantai dari gelombang pasang, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang. "Mari kita jangan mengabaikan penanaman pohon, karena ini adalah sedekah jariah bagi kita semua," tambahnya.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 50 relawan yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan komunitas dari Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Bina Bangsa Getsempena, Youth Ranger Indonesia Aceh, Fasilitator Tangguh Bencana (FASTANA), Alumni Green Leadership Indonesia Batch 3, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Sahabat Hijau, serta beberapa universitas dan komunitas lainnya. Keikutsertaan mereka menunjukkan tingginya minat dan kepedulian generasi muda terhadap isu-isu lingkungan, terutama dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove.

Kegiatan ini juga mendapat beragam tanggapan positif dari para peserta. Muhammad Ihsan Fuadi, perwakilan dari Fasilitator Tangguh Bencana USK, menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya mangrove yang ternyata masih membutuhkan banyak perhatian dan perlindungan. "Banyak hal yang perlu dipelajari dan dijaga terkait mangrove. Saya juga mendapatkan fun fact bahwa mangrove ternyata lebih unggul dibandingkan dengan hutan umumnya dalam hal penyerapan karbon dan manfaat ekosistem lainnya," ujarnya.

Salah satu anggota Green Youth Movement (GYM) juga memberikan tanggapan positif, "Kegiatan ini sangat seru dan menarik, tidak hanya mendukung antar komunitas, tetapi juga didukung oleh lembaga pusat. Ini adalah langkah yang sangat bagus untuk meningkatkan empati generasi sekarang terhadap isu-isu lingkungan," ungkapnya.

Tanggapan serupa datang dari seorang mahasiswa Teknik Lingkungan UIN Ar-Raniry, yang mengaku mendapatkan pengetahuan baru mengenai keragaman jenis mangrove. "Awalnya, saya pikir hanya ada satu jenis mangrove, tetapi ternyata di sini ada 16 jenis mangrove. Selain itu, saya juga mengetahui ada program penanaman 1.000 pohon yang sudah dimulai sejak 2023. Ternyata, ada jenis mangrove yang bisa digunakan sebagai pengganti tepung dan dapat dikonsumsi. Harapannya, semoga penangkaran ini lebih berkembang, informasi tentangnya lebih mudah diakses, dan pemerintah terus mendukung kegiatan seperti ini agar dapat terus berjalan," katanya.

Penanaman mangrove di Mangrove Park Lampulo diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir. Melalui program Green Leadership Indonesia, para peserta diajak untuk menjadi agen perubahan yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan, diharapkan mereka mampu memimpin dan berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan serta mewujudkan masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.

Tunas Koetaradja, kelompok yang beranggotakan Zulhilmi, Dhiya Shaphira, Tika Rahmayani, Hidayat Syah AlHakim, Heni Wahyu Hastari, dan Zinatul Hayati dari Green Leadership Indonesia Batch 4 Regional Aceh, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan edukasi di Mangrove Park Lampulo. Kegiatan ini merupakan bagian dari puncak program Green Leadership Indonesia Batch 4 yaitu Green Innovation Week (Grow).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline