Oleh Hidayat
Artikel yang ditulis oleh A. Rusdiana ini (https://www.kompasiana.com/ahmad58914/66b4977934777c38b710ef12/pemberian-motivasi-dan-bimbingan-kunci-sukses-kinerja-talenta-muda-menuju-bonus-demografi-2030)membahas pentingnya motivasi dan bimbingan dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia untuk menghadapi era bonus demografi yang diperkirakan akan mulai pada tahun 2030. Berikut adalah dari artikel tersebut:
Artikel ini memberikan wawasan yang berharga tentang pentingnya motivasi dan bimbingan dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia menjelang bonus demografi 2030. Dengan mengacu pada Teori Motivasi Herzberg, penulis menekankan peran evaluasi kinerja sebagai alat yang dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan.
Lima strategi yang diuraikan---memberikan umpan balik konstruktif, menetapkan tujuan yang jelas dan terukur, mengakui kontribusi, menyediakan peluang pengembangan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung---merupakan pendekatan yang komprehensif untuk membangun kesiapan talenta muda menghadapi tantangan global.
tujuan daripada artikel ini untuk mengeksplorasi lebih lanjut implementasi praktis dari strategi-strategi tersebut dan bagaimana penerapannya dapat diadaptasi dalam konteks Indonesia.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan tantangan spesifik yang mungkin dihadapi dan bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut agar strategi motivasi ini dapat efektif. Artikel ini memberikan dasar yang kuat untuk diskusi lebih mendalam mengenai persiapan Indonesia menghadapi bonus demografi dan bagaimana memanfaatkan potensi tenaga kerja yang melimpah dengan cara yang produktif dan berkelanjutan.
Pertama Konsep Utama
Artikel ini menekankan bahwa motivasi yang efektif adalah kunci untuk memaksimalkan potensi dan produktivitas talenta muda. Dalam konteks bonus demografi, di mana jumlah usia produktif meningkat, mempersiapkan talenta muda agar siap menghadapi tantangan global adalah hal yang sangat penting.
Kedua Teori Motivasi yang Digunakan
Artikel mengacu pada Teori Motivasi Herzberg, yang membagi faktor motivasi menjadi dua kategori:
Motivator: Faktor yang mendorong kepuasan kerja, seperti pencapaian dan pengakuan.
Faktor hygiene: Faktor yang menghindari ketidakpuasan, seperti kondisi kerja dan gaji.
Evaluasi kinerja dianggap sebagai alat yang dapat mengintegrasikan kedua aspek ini untuk meningkatkan kinerja karyawan.