KONSEP GURU DALAM ERA TEKNOLOGI MENURUT PEMIKIRAN IBNU KHALDUN
Oleh Hidayat
Dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang pesat, peran seorang guru tidak lagi terbatas pada pemindahan pengetahuan semata, melainkan juga menjadi agen perubahan yang mengadaptasi diri dengan kemajuan teknologi. Namun, apakah pemikiran Ibnu Khaldun, seorang tokoh historiografi dan sosiolog Muslim yang hidup pada abad ke-14, dapat memberikan pandangan yang berharga terkait transformasi ini?
Pertama Fondasi Pemikiran Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun, dengan konsep-konsep seperti 'Asabiyyah' (solidaritas sosial) dan teori siklus sejarah, menyajikan sebuah landasan teoritis yang kuat bagi pemahaman evolusi masyarakat. Konsep-konsep ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana masyarakat berubah dari tingkat primitif hingga peradaban yang tinggi. Dalam pemikirannya, Ibnu Khaldun menyoroti pentingnya faktor-faktor seperti ekonomi, politik, dan sosial budaya dalam pembentukan peradaban.
Kedua Penerapan Konsep Ibnu Khaldun dalam Konteks Teknologi
Pemikiran Ibnu Khaldun dapat diaplikasikan secara relevan dalam konteks era teknologi saat ini. Misalnya, konsep evolusi masyarakat dari primitif hingga peradaban yang tinggi dapat dihubungkan dengan perkembangan teknologi digital dan dampaknya terhadap peradaban manusia. Sebagai contoh, Ibnu Khaldun memahami bahwa peradaban berkembang melalui proses yang panjang dan kompleks, dan teknologi merupakan salah satu faktor penting dalam mempercepat proses tersebut.
Ketiga Peran Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran
Selain menjadi pengajar, peran guru dalam era teknologi juga berkembang menjadi seorang fasilitator pembelajaran. Guru tidak lagi hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga membimbing siswa untuk aktif mengeksplorasi, mencipta, dan berkolaborasi menggunakan teknologi. Dengan memfasilitasi pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif, guru membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan.