Lihat ke Halaman Asli

Hidayat Harsudi

The Accountant

Sandiwara di Ruang Kelas

Diperbarui: 21 April 2018   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : Kompas

Suatu ketika saat mengajar di satu kelas XI tingkat SMA. Kelas berjalan seperti biasanya. Ada siswa--siswi sibuk mendengar materi sembari mencatat, ada siswa dan  siswi yang hanya pura-pura mendengar, dan ada pula kelompok siswa yang sibuk bercerita dengan sesamanya.

Suasana kelas seperti ini sangat sering ditemui. Kondisi di ruang kelas yang terdiri  dari  40 siswa yang tak semuanya punya motivasi mengikuti pelajaran

Tiba-tiba salah seorang siswa yang  sibuk bercerita tadi meminta tugas. Dari yang tadinya ia sibuk  bercerita  dengan temannya tanpa memerhatikan kelas berubah meminta sebuah tugas.

Akhirnya mereka akan berkontrinbusi aktif di kelas, pikir saya waktu itu. Setelah selesai menjelaskan materi, saya kemudian membagikan tugas individu kepada mereka untuk dikerjakan di kelas.

Namun,apa yang  saya pikir ternyata tidak terjadi. Siswa yang tadinya meminta tugas hanya duduk bengong sembari melanjutkan ceritanya bersama teman-temannya. Tugas yang diberikan tidak digubris sedikitpun. Berharap siswa akan bertanya tentang tugas yang diberikan hanyalah keinginan yang tidak akan terwujud saat saya hanya berdiam diri.

Saya hampiri mereka dan kutanya "mengapa tidak mengerjakan tugas?". Alkhirnya mereka menjawab "saya tidak tahu pak".

Saya ulangi lagi penjelasan tentang tugas yang akan mereka kerjakan hingga akhirnya mereka mengangguk pertanda sudah mengerti. Tapi anggukan mereka ternyata palsu. Mereka tak benar-benar mengerti akan tugas yang diberikan, terlebih jawaban dari tugas tersebut.

Kelompok siswa ini hanya menunggu teman mereka yang lain selesai mengerjakan dan menyalinnya. Menyalin agar dapat menyelesaikan tugas dan mendapatkan nilai dari tugasnya itu. Inilah hal yang paling mengganggu dari memberikan sebuah tugas kepada siswa.

Tugas dipandang siswa sebagai instrument untuk mendapat nilai yang baik dengan cara yang mudah. Mereka akan mengerjakan tugas dengan menyontek dari temannya. Setidaknya itulah kontribusi aktif mereka selama belajar. Seorang guru di sekolah itu berkata.

"Siswa-siswi hanya main-main saat saya menjelaskan tapi berubah saat saya memberi mereka tugas". Jadi kesimpulan dari guru tadi adalah memberikan tugas kepada mereka adalah langkah terbaik untuk membuat siswa terlibat aktif.

Para pelajar ini hanya peduli pada nilai yang akan mereka dapatkan dari mengerjakan sebuah tugas. Mereka tak benar-benar peduli kalau mereka sebenarnya tidak paham tugas itu. Terbukti saat mereka menanyakan nilai yang didapat apakah sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal atau belum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline