Bagi seorang tenaga pengajar bahan ajar merupakan hal penting. Tanpa bahan ajar seorang guru/dosen seringkali tak mampu memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan sifat manusia yang pelupa. Bahan ajar mampu membuat pendidik menyampaikanmateri dengan menggunakan metode kemudian melakukan evaluasi untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran.
Di abad 21 yang sangat dinamis, seseorang diharuskan untuk melakukan segala hal dengan sangat cepat. Keterbatasan waktu mampu membuat seseorang untuk memilih pekerjaan mana yang akan mereka kerjakan. Memilih suatu pekerjaan akan membuat pekerjaan yang lain diabaikan. Seseorang akan mempunyai motivasi yang berbeda dalam menentukan pilihan terhadap suatu pekerjaan. Imbalan yang lebih tinggi atau manfaat yang lebih besar merupakan faktor yang paling berpengaruh.
Mengajar adalah pekerjaan utama dari seorang guru/dosen. Proses transfer ilmu pengetahuan serta budaya merupakan keseharian dari profesi ini. Keberhasilan suatu bangsa tak bisa dilepaskan dari perannya. Insentif yang kadang tidak sepadan dengan pengorbanan mereka tak mampu menghilangkan semangat untuk terus menciptakan generasi penerus bangsa. Kebutuhan ekonomi yang terus meningkat tak bergaris lurus dengan gaji maupun upah yang mereka terima. Bukan rahasia umum lagi kalau seorang guru/dosen memiliki pekerjaan lain diluar dari pekerjaan utamanya.
Tabrakan waktu antara pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan sangat sering dialami profesi ini. Tak ingin meninggalkan kewajiban dari pekerjaan utama dan tak ingin melepaskan manfaat dari pekerjaan sampingan membuat guru/dosen menggunakan kreativitasnya. Mengajar yang biasanya membutuhkan waktu 2 jam bisa disingkat dengan hanya 15 menit bahkan bisa hanya sampai sekian detik. Metode pembelajaran meringkas adalah produk dari tenaga pendidik ini untuk mengakali hal tersebut.
Bahan ajar yang sudah dibuat bisa langsung digantikan dengan metode ini. Masuk ke kelas kemudian mengarahkan siswa untuk merangkum suatu materi pembelajaran kemudian menyuruh mereka mengumpulkannya setelah jam mengajar selesai dinilai sangat efisien. Semua siswa yang biasanya tidak aktif dalam metode ceramah ataupun diskusi seketika berubah 180 derajat. Semua siswa bergegas untuk membuat rangkuman karena mereka dikejar oleh waktu. Guru yang punya pekerjaan yang lain bisa tenang. Meninggalkan ruang kelas ataupun sekolah sementara siswa mengerjakan tugas merangkum bukanlah hal perlu dikhawatirkan. Ibaratnya menyelam sambil minum susu.
Sebagai seorang mahasiswa yang haus akan ilmu, bagi saya kehadiran seorang dosen didalam kelas merupakan hal yang penting. Interaksi antara dosen dengan mahasiswa adalah hal utama dalam suatu proses pembelajaran. Salah seorang dosen sering menggunakan metode pembelajaran meringkas ini sebagai upaya untuk menggugurkan kewajibannya dalam mengajar. Dia selalu menghubungi ketua tingkat untuk memberikan tugas meringkas kepada kami kemudian disuruh mengumpulkannya setelah waktu mengajarnya selesai.
Meringkas materi pembelajaran di kertas double folio adalah hal yang paling membosankan selama berada di bangku kuliah. Menulis materi yang biasanya sampai empat halaman sekali pertemuan sangat melelahkan. Adanya intruksi untuk mengumpulkan tugas meringkas di akhir pembelajaran membuat kami berpikir untuk tidak mengerjakannya. Tentunya ini akan berkaitan dengan nilai. Kata terpaksa pun merupakan suatu kata yang pas terhadap kondisi saya dan sebagian teman saya.
Akhirnya tugas kami kerjakan apa adanya. Bukan lagi ringkasan materi yang menjadi tujuan kami, akan tetapi tulisan empat halaman penuh menjadi tujuan utama. Tulisan yang biasanya kecil berubah menjadi besar. Margin pun diatur sedemikian rupa supaya tugas kami cepat selesai. Biasanya tugas saya selesai 30 menit sebelum waktu pengumpulan. Sesuatu yang kemudian menjadi tanda tanya di kepala saya. Bagaimana cara seorang dosen menilai tugas kami? Apakah mereka hanya melihat empat halaman yang penuh dengan tulisan ataukah melihat sub bab yang termuat dalam tulisan kami?.
Proses interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik adalah hal yang paling utama dari suatu pembelajaran. Mengajar adalah tugas utama dari seorang guru/dosen maka hendaklah ia menunaikan kewajibannya itu. Meninggalkan ruang lebih cepat ataupun datang terlambat adalah bentuk korupsi maka perlulah untuk menghindari hal tersebut karena guru/dosen adalah panutan bagi siswa/mahasiswanya. Memberikan contoh yang baik adalah tugas dari profesi ini. "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H