Lihat ke Halaman Asli

Hidayat

Dosen Teknik Industri - Universitas Muhamamdiyah Gresik

Mahasiswa KKN Kelompok 5 UMG Bersama Kampung Siba Mensosialisasikan Bank Sampah dan Ecobrick Sebagai Inisiatif Ramah Lingkungan

Diperbarui: 9 Februari 2024   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Humas : Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Gresik bersama Kampung Siba Gresik sosialisasi Bank Sampah dan Ecobrick untuk Warga Desa Srowo

Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, muncul inisiatif positif yang semakin populer, yaitu bank sampah dan penggunaan ecobrick. Untuk merealisasikan hal tersebut pada salah satu program program kerja KKN Kelompok 5 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Suaibatul Aslamiyah, S.AP., M.M menggandeng salah satu penggerak Kampung Siba yaitu Saefudin Efendi. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Kamis, 8 Februari 2024 di Balaidesa Srowo yang dihadiri oleh Kepala Desa Srowo,Dosen Pembimbing Lapangan, Ketua RT dan RW, serta masyarakat Desa Srowo. "Kedua konsep ini membantu mengelola sampah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat." Ucap Saefudin Efendi saat melakukan sosialisasi.


Bank sampah merupakan sistem pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat secara langsung. Dalam konsep ini, masyarakat mengumpulkan sampah mereka, memilahnya, dan kemudian menyerahkannya ke bank sampah setempat. Di sana, sampah-sampah tersebut diolah dan dijual kembali. Bank sampah bukan hanya tentang pengelolaan sampah, tetapi juga menjadi pendorong untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, bank sampah menciptakan keterlibatan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Sementara itu, gerakan ecobrick menjadi solusi kreatif untuk mengatasi masalah sampah plastik. Ecobrick adalah blok bangunan yang terbuat dari kemasan plastik bekas yang dipadatkan menjadi satu bata. Dengan cara ini, sampah plastik yang sulit diurai dapat diubah menjadi material bangunan yang kokoh dan ramah lingkungan.

Proses pembuatan ecobrick melibatkan pengumpulan plastik, pemadatan secara manual hingga mencapai kepadatan tertentu, dan penggunaan ecobrick ini untuk berbagai proyek konstruksi. Pada kegiatan ini mengajak membuat ecobrick ini menjadi kursi yang memiliki nilai guna bagi masyarakat. Ketika bank sampah dan gerakan ekobrick bekerja bersama, potensinya untuk memberikan dampak positif yang lebih besar semakin terwujud. Sampah plastik yang dikumpulkan melalui bank sampah dapat diarahkan untuk pembuatan ekobrick, menciptakan lingkungan yang lebih bersih sambil menghasilkan bahan bangunan yang berguna. Kepala Desa Srowo Moh. Anam menjelaskan bahwa "Dengan diadakan sosialisasi ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk dapat mengurangi sampah plastik dengan pembuatan ecobrick sekaligus mengurangi pembakaran sampah yang dapat menyebabkan masalah lingkungan lainnya, seperti pemanasan global, perubahan iklim, kerusakan lapisan ozon". Sebagai langkah kecil namun berarti, bank sampah dan ecobrick menjadi bukti nyata bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat dimulai dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Semoga inisiatif-inisiatif positif seperti ini terus berkembang dan menginspirasi masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian bumi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline