Oleh:Rahmat Hidayat
Tidak tahu mengapa ada Perasaan Bangga berdecak kagum ketika melihat jejak sejarah. Apalagi itu Sejarah Pahlawan Nasional yang berasal dari daerah kelahiran kita sendiri.
Sebagai anak Nagari Pesisir Selatan, pada sebuah perjalanan saya beberapa waktu lampau, hendak menuju Bayang Utara (Negeri indah di atas Awan), Singgah saya sebentar di Nagari Asam Kumbang karena ada satu tulisan yang mencuri perhatian.
Saya berhenti bersama anak dan Istri. Saya baca. Saya ajak mereka melihat tulisan itu. Bunyinya kira kira begini "Asam Kumbang, Nagari Kelahiran Pahlawan Nasional, Iljas Ja'coub".
Berulang ulang saya eja tulisan itu dalam hati. Semakin saya eja semakin saya bangga sebagai anak Bumi Putra. Mengeja dalam hati adalah kebiasaan saya saat melihat peristiwa atau kalimat penting. Tentunya tidak saya lewatkan begitu saja moment itu dengan menyempatkan diri mengambil foto di Monumen ini.
Terasa ada aura perjuangan dari tempat ini. Banyak tanya dan pikir dalam hati tentang siapa, mengapa dan bagaimana sebenarnya perjuangan seorang Ilyas Yakub? Sehingga Negara Memberikan bukti pengakuan beliau menjadi pahlawan Nasional. Pasti ada yang istimewa dari beliau. Apa itu?
Penasaran? Saya searching Internet. Wikipedia. Keluar nama ilyas yakub: (Iljas Ja'coub), keterangan ttg sejarah dan perjuangan nya.
Sedapat yang saya tangkap dari yang saya baca, Disitu menerangkan perjuangan dg kisah Heroik Putra Asam Kumbang (Bayang) ini. Ayah dari Ilyas Yakub seorang Pedagang kain. Ilyas Yakub lahir 14 Juni 1903. Juga keturunan ulama. Kakek dari Ilyas Yakub seorang ulama terkenal di Sumatera. Tidak tanggung tanggung Ilyas Yakub menuntut ilmu belajar ke Mekkah. Selain sebagai Ulama, Ilyas Yakub juga terkenal Juga sebagai Jurnalis. Politisi. Sangat anti dg penjajahan. Kolonialisme dan imprealisme.
Sepak terjang Kiprah beliau di Mekkah tulisan tulisan nya yang terbit di media cetak disana yg anti penjajahan sdh tercium oleh Belanda. Sehingga Belanda melalui orang kepercayaan nya mencoba melunakan sikap Ilyas Yakub untuk berdamai dengan penjajah. Namun tidak mempan.
Sejak itu Belanda memasukkan nama iljas Ja'cob dlm daftar Merah. Orang berbahaya. Sekembali ke tanah air. Sebagai orang pergerakan anti kolonial. beliau mendidik rakyat. Perjuangan beliau berbasis surau dan sekolah agama.
Menurut beliau rakyat harus dibekali dengan ilmu agama dan pemahaman Kebangsaan. Resiko dari perjuangan itu Akhirnya beliau di buang ke Doven Digul. Irian Jaya.