Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Karakter

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mohammad Natsir, salah satu pahlawan Nasional, tampaknya percaya betul dengan ungkapan Dr. GJ. Niewenhus yang berbunyi “Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada di antara bangsa segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya”.

Menurut rumus ini, dua kata kunci kemajuan bangsa adalah “guru” dan “pengorbanan”. Maka dari itu, sebuah bangsa harus memulai untuk mencetak “guru yang berkorban”. Menurut Natsir, guru dalam statemen ini bukanlah sebatas guru dalam lingkup formal saja, yang hanya mengajar dikelas akan tetapi “guru” adalah ‘digugu’ (didengar) dan ‘ditiru’ (dicontoh). Guru bukanlah sekedar dapat terampil menjawab pertanyaan ujian nasional saja. Tetapi sosok seorang guru harus mempunyai sebuah kepribadian, sifat, dan karakter yang patut dicontoh oleh para muridnya.

Sosok seorang Muhammad Natsir mempunyai kepribadian yang patut ditiru oleh mereka guru-guru sejati, meskipun ia tidak pernah mengenyam pendidikan difakultas keguruan, akan tetapi ia dalam hidupnya mempunyai idealitas tinggi untuk memajukan dunia pendidikan dan bangsanya.

Pendiri Pendis (Pendidikan Islam) pertama kali ini, berbeda dengan para sosok guru umumnya, ia sebagai pemimpin, juga mengajar, mencari guru begitupun dana untuk keberlangsungan lembaga pendidikanya. Terkadang ia sampai ke beberapa kota untuk mencari dana, dan bahkan kadangkala perhiasan suaminya dijual untuk menutup kontrakan tempat sekolahnya.

Akan tetapi, realitas pendidikan zaman sekarang telah dihadapkan kepada masa-masa pelik. Adanya guru tanpa ada pengorbanan, meunrut Natsir tidak akanmembuat bangsa ini disegani oleh banyak Negara, tanpa ada sebuah pengorbanan dan teladan seorang guru.

Teladan, adalah unsur terpenting dalam diri seorang guru. Untuk mencetak seorang murid yang berkarakter, dibutuhkan seorang guru yang teladan, patut untuk dicontoh. Bagaimana seorang murid bisa mempunyai sebuah karakter yang bagus, jika ia setiap hari melihat pejabat yang suka mengumbar kata-kata tanpa ada sebuah amal yang nyata. Bagaimana seorang murid bisa mencintai gurunya, jika guru hanya mementingkan urusan materealis saja, mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya melalui lembaga pendidikan.

Kalau lah begitu, nasib bangsa ini dipertaruhkan pada diri seorang guru. Begitu besar andil seorang guru dalam bangsa ini. Perlu kiranya, generasi-generasi calon guru mengetahui akan pentingnya menjadi seorang guru yang cinta akan pengorbanan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline