Aku yang tak pernah sengaja untuk jatuh dan cinta kepadamu,
Aku yang tak pernah menuntut balas atas ribuan rindu yang kau buat.
Aku yang tak pernah menghukummu demi secuil demi secuil rasa dan lara yang kau buat.
Aku yang kau paksa berdamai dengan restu alam , dan harapan yang sengaja kau patahkan dalam hitungan detik.
Tak patut aku marah, murka? Tidak !!!!
Hanya kecewa, yang makin dalam aku terbuai frasa frasa indah itu.
Ketika angin pagi kita seketika tak ada dimana saja. Dimana saja gema bayang bayang cinta kita yang semalam sibuk menerka - nerka.
Di antara meja, kursi, dan jendela? Kamar berkabut setiap saat kita berada, jam-jam terdiam sampai kita gaib begitu saja.
Teruntukmu ku titipkan rindu, rasa, dan lara.
Terimakasih sebuah tawa dan canda yang sudah kau bagi denganku.
Terimakasih atas cinta dan rindu yg sempat kita bagi berdua.
Maaf dari laki laki yang selalu mendoakan dan merindumu tiap waktu.
Selamat tinggal, gadisku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H