Lihat ke Halaman Asli

Hidayat Maulana Sutisna

pribadi bermanfaat 1

Memperingati Hari Ibu

Diperbarui: 21 Desember 2020   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh S. Hermann & F. Richter dari Pixabay

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang, ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang terus semaki lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu". (QS. Luqman ayat 14)

Semua sepakat bahwa ibu adalah sosok pahlawan. Mengapa ibu disebut sebagai pahlawan. Berikut beberapa alasannya:

Pertama, dari Rahim ibu seorang anak lahir. Ketika ibu mengandung anaknya, terjadi perubahan fisik maupun psikis. Kondisi ini tentunya mempengaruhi kondisi seorang ibu. Bagaimana fisiknya menjadi lemah karena makanan yang dimakannya harus dibagi dengan janin yang ada dalam kandungannya. Kemudian psikisnya dengan perubahan hormon mempengaruhi moodnya.

Kedua, ketika melahirkan anaknya maka nyawa mejadi taruhannya. Dengan cara apapun melahirkannya baik dengan persalinan normal ataupun dengan operasi tentu memiliki resiko yang sama yaitu nyawa. Seorang ibu pasti akan memilih jalan terbaik untuk anaknya bisa lahir dengan selamat dan sehat.

Ketiga, setelah anaknya lahir maka tidak selesai sampai disitu. Makanan pertama bayi yang baru lahir adalah Air Susu Ibu (ASI). Hanya seorang ibu yang bisa memproduksi ASI. Tentu ASI ini tidak keluar begitu saja, tidak sedikit seorang ibu yang melahirkan kemudian ASI untuk bayinya tidak langsung keluar. Ini salah satu tanda bahwa perjuangan ibu belum selesai setelah melahirkan.

Sunatullahnya menyusui bayi itu lamanya dua tahun, tetapi tidak sedikit seorang ibu yang tidak bisa menyusui selama dua tahun karena berbagai factor. Tentu tidak mudah selama menyusui, seorang ibu harus berbagi makanan yang ada didalam tubuhnya dan waktu yang dimilikinya untuk bisa memberikan ASI. Sebagai seorang anak kita bisa tanyakan kepada ibu kita bagaimana perjuangan menyusui dahulu ketika kita bayi.

Keempat, setalah dua tahun maka masuk fase menyapihnya. Di fase ini pun tikda mudah melakukannya. Berbagai cara akan dilakukan demi berhasilnya menyapih. Kembali sebagai seorang anak kita bisa menanyakan kembali kepada ibu kita bagaimana dahulu kita disapih.

Empat alasan yang disebutkan salah satu dari alasan banyaknya ibu adalah seorang pahlawan yang rela berkorban demi anaknya. Lalu bagaimana kita bisa membalas pengorbanannya. Oh tentu pengorbanan ibu tidak akan terbalaskan, tetapi kita bisa memberikan atau melakukan yang kemudian bisa membuat ibu merasa tidak sia-sia akan pengorbanannya.

Salah satunya dengan bersyukur. Bagaimana cara kita bersyukur, berikut cara yang bisa dilakukan:

Pertama, senantiasa menjaga keimanan kita kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan orang tua, seorang ibu kepada kita. Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan cara senantiasa beribadah mendoakan serta menjaga kehormatan kedua orang tua kita.

Kedua, selalu bersyukur dengan kondisi dan pemberian orang tua kita terutama dari ibu. Restu kedua orang tua kita adalah ridho Allah SWT. Doa seorang ibu sangat mustajab karena pengorbananya Allah dengarkan doanya. Maka dari itu jangan sekali-kali kita kufur dan menghianati setiap pemberian yang Ibu berikan kepada kita semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline