Lihat ke Halaman Asli

Seduduk, Setara Cinta

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134778183657377507

Peluh menceritakan kisahnya semalam tadi

Hingga mentari menjilati sekujur fajar pagi

Nian itu masih berdengung menjilati hati

Ada bongkahan asa yang melepuh pasi

Meski saat kurasakan bibirmu melumatku

Menari riang dalam alam fantasiku

Mengalir lewat aliran darahku

Dan berhenti pada satu titik kebekuan dalam dagingku

Tak ada imajinasi seindah dirimu

Tak mampu pula sang Cleopatra meruntuhkan pesona

Meski kutahu camar enggan berbisik di balik sarangnya

Kau tetap seperti warna pelangi dalam mendung itu

Tak ada yang menguasai atas kehendakmu

Tak terkecuali kerdil-kerdil itu

Emas tak seduduk dengan perak

Kapas takkan setara benang

Tapi cinta itu begitu buta, kawan

Tak ada beda gelas dan cawan

Ia samar, seduduk, setara dalam sejarah cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline