[caption id="attachment_203663" align="aligncenter" width="350" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] Sebelumnya saya juga sudah memprediksikan, bahwa sistem online untuk ujian kompetensi guru pasti akan menimbulkan masalah akibat masih rendahnya koneksi internet di Indonesia. Ternyata prediksi tersebut tak melenceng, Senin 30 Juli 2012, Guru hanya bisa menunggui komputer yang tak kunjung koneksi ke server soal uji kompetensi. Dengan koneksi internet sekarang, yang masih dalam satuan mbps koneksi internetnya, secara logika akan sulit terpenuhi menghubungkan ke server secara serentak di seluruh Indonesia. Apalagi jika program untuk ujian online dibuat bukan dengan sistem web based yang membutuhkan akses internet yang lebih tinggi. Jika 1 unit komputer untuk mengambil data di server membutuhkan koneksi sebesar 64kbps, berapa total untuk seluruh komputer di Indonesia secara bersamaan. Katakanlah jika ada 10.000 unit terkoneksi ke server bersamaan, maka membutuhkan 640.000 kbps atau setara 640 mbps atau 80mBps. Apakah ini pernah terpikir oleh mereka yang merancang sistem online tersebut? Padahal dalam satu kabupaten guru bersetifikasi kurang lebih ada 3000 orang, jika dihitung guru bersetifikasi untuk jenjang smp kurang lebih 1000 orang. sementara jumlah kota dan kabupaten di Indonesia berjumlah 530. Sehingga kalo dihitung seluruh guru bersetifikasi SMP indonesia yang harus tes online serentak minimal sekitar 530.000 orang. Berapakah bandwith yang dibutuhkan secara bersamaan untuk melakukan tes online tersebut? Apakah bandwith internet di Indonesia sudah siap? untuk memenuhi sekitar 530.000 x 64kbps = 33.920.000 kbps = 33,92 gbps. Di Indonesia bandwithnya masih mbps, kalaupun ada yang gbps paling milik ISP. Apakah depdiknas sudah menyediakan bandwith dalam gbps? padahal jaringan internet di Indonesia masih belum mendukung secara keseluruhan teknologi ini? Mungkin beberapa kata yang terucap "Mimpi Online". Seharusnya yang dilakukan depdiknas dengan keadaan jaringan internet di Indonesia, mereka membentuk rayon-rayon untuk servernya, sehingga bisa memenuhi koneksi secara lancar. Jadi pada tiap rayon, bisa perkabupaten atau mungkin perprovinsi dibuat server-server yang menyediakan soal-soal tersebut. Hasil rekap dari server per rayon dikirimkan ke server pusat. Apakah depdiknas sudah menyiapkan hal itu? Kemudian yang perlu diperhatikan adalah program yang dibuat untuk tes online, sudahkah dibuat dengan bandwith koneksi seringan mungkin? atao malahan sangat berat? Ayo benahi sistem online, biar tidak memalukan di yang akan datang. Thanks
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H