Batang (30/1/2023) -- Program Pendampingan dan Penyuluhan Mitigasi Bencana dengan konsep Retaining wall dilakukan di Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Program ini sebagai solusi bagi desa yang memiliki kontur dataran tinggi dan memiliki lereng-lereng yang curam. Diharapkan program mitigasi ini dapat membantu memberikan pelayanan akan pentingnya mitigasi bencana untuk seluruh masyarakat Desa Kluwih.
Kegiatan Program Pendampingan dan Penyuluhan Mitigasi Bencana dengan Konsep Retaining Wall dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip bernama Muhammad Hibatullah Azhary. Mahasiswa Tersebut dari Fakultas Teknik dengan Prodi S1 Teknik Sipil. Kegiatan Penyuluhan ini ditujukan untuk aparat Desa Kluwih dengan harapan dapat disebarluaskan ke seluruh warga desa.
Mitigasi Bencana merupakan salah satu upaya untuk melindungi warga dari ancaman bencana serta menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Sebagaimana contoh bencana yang dapat ditanggulangi seperti banjir, longsor, dan angin topan. Dengan dibentuknya tim penanggulangan bencana dapat menjadi salah satu organisasi yang dituju apabila terjadi sebuah bencana alam di Desa.
Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall) adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tipe-Tipe dinding penahan tanah secara umum dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Gravity Retaining Wall, biasanya dinding ini diperuntukkan untuk daerah timbunan tanah, atau tebing landai sampai terjal.
2. Cantilever Retaining wall, merupakan jenis dinding penahan tanah yang umum digunakan pada daerah timbunan atau tebing.
3. Pilling Wall, merupakan jenis dinding penahan tanah yang menggunakan tiang atau dalam dunia konstruksi menyebutnya dengan pile.
4. Anchored Wall, Merupakan jenis dinding Penahan Tanah yang menggunakan Jangkar yang ditancapkan ke dalam tanah
Program ini dimulai dengan analisis kondisi lapangan Kluwih yang merupakan dataran tinggi. Survei dilakukan selama satu minggu lalu diambil kesimpulan bahwa Desa Kluwih memiliki risiko Bencana Longsor yang cukup besar. Hal itulah yang memunculkan ide dari Muhammad Hibatullah Azhary untuk melakukan Kegiatan Mitigasi Bencana Longsor sekaligus pengenalan Tentang Retaining Wall.
Dalam Pelaksanaannya aparat Desa Diberi Penjelasan melalui powerpoint terkait segala macam materi mitigasi bencana longsor dengan retaining wall kemudian dibagikan booklet kepada seluruh aparat desa dengan harapan materi yang disampaikan dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat yang ada di Desa Kluwih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H