Batang (30/1/2023)-Pengenalan Teknologi Low Impact Development Bernama Rain Water Harvesting dilakukan di Desa Kluwih , Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Teknologi ini sebagai solusi bagi desa yang memiliki masalah yaitu terdapat beberapa rumah warga yang kekurangan air bersih Ketika musim kemarau datang.
Kegiatan Pengenalan dan Pendampingan Teknologi RWH ini dilakukan Oleh Mahasiswa KKN Undip Bernama Muhammad Hibatullah Azhary. Mahasiswa tersebut dari Fakultas Teknik dengan Prodi S1 Teknik Sipil. Kegiatan pengenalan ini ditujukan untuk aparat Desa Kluwih dengan harapan dapat disebarluaskan ke seluruh warga desa.
Rain water harvesting sendiri adalah sistem yang berfungsi menyimpan air hujan yang ditangkap di catchment area (Daerah Tangkapan) , dialirkan melalui pipa, dan disimpan didalam suatu tangki penyimpanan. Teknologi ini diharapkan bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada di Desa Kluwih yaitu kekurangan air bersih di Musim Kemarau.
Dengan memanfaatkan musim hujan yang ada dan dengan memanfaatkan limpasan air hujan tersebut maka air dapat disimpan dan nantinya dapat digunakan untuk keperluan yang akan datang. Khusus untuk Kota Besar, Rain Water Harvesting juga menjadi solusi untuk mencegah banjir karena limpasan air hujan dapat disimpan ke dalam suatu tangka penyimpanan sehingga tidak ada limpasan air hujan berlebih yang ada.
Program ini dimulai dengan analisis dan pembacaan buku profil Desa Kluwih. Pada bagian Bab permasalahan desa ada suatu kondisi ataupun permasalahan yaitu Krisis Air Bersih Ketika kemarau melanda.
Hal itulah yang memunculkan ide dari Muhammad Hibatullah Azhary untuk melakukan pengenalan Teknologi Rain Water Harvesting kepada masyarakat Desa Kluwih. Muhammad Hibatullah Azhary menjelaskan bahwa teknologi ini sebagai penerapan materi mata kuliah Low Impact Development yang pernah ia dapatkan selama di bangku perkuliahan.
Dalam Pelaksanaannya aparat desa diberi penjelasan melalui powerpoint terkait segala macam materi tentang Rain water harvesting kemudian dibagikan leaflet kepada masing-masing aparat desa agar nantinya bisa dilanjutkan penjelasannya ke seluruh masyarakat desa Kluwih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H