Lihat ke Halaman Asli

Hanifah Hanin

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Media Sosial sebagai Salah Satu Pemicu Tingginya Tingkat Depresi pada Remaja

Diperbarui: 29 Desember 2022   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dikutip dari halodoc.com depresi atau dalam istilah medis disebut sebagai gangguan depresi mayor adalah gangguan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang. Individu yang mengalami depresi cenderung merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik hingga menurunkan kinerja pengidapnya.  

Sekarang ini, media sosial menyediakan berbagai informasi di dalamnya, tetapi semua itu tidak diiringi dengan kemampuan menyaring informasi pada remaja. Rendahnya kemampuan menyaring informasi pada remaja inilah salah satu pemicu terganggunya kondisi psikologis remaja. 

Salah satu yang dapat kita temukan di media sosial masa kini yaitu adanya beauty standard di media sosial. Banyak warga media sosial yang secara tidak langsung menjadikan suatu patokan untuk menjadi ikon beauty standard. Standar-standar yang muncul inilah yang memberikan tekanan pada remaja untuk harus tampil sesuai apa yang diinginkan masyarakat hanya untuk diakui cantik. Banyak juga remaja yang rasa percaya dirinya menurun setelah mendapatkan informasi terkait beauty standard yang ada di media sosial. 

Public figure yang ada di media sosial secara tidak langsung menggambarkan kepada remaja pengguna media sosial bagaimana cara berpakaian dan menggambarkan diri di masyarakat. Remaja terpapar lebih dari 25.000 iklan dalam setahun. Banyak produk yang menjerumuskan remaja secara tidak langsung ke dalam beauty standard yang mereka buat. Beberapa produk seperti pemutih dan pelangsing contohnya. Banyak public figure yang mengiklankan produk tersebut secara bebas tanpa melihat dampak yang ditimbulkan pada masyarakat khususnya remaja.

Remaja dengan tampilan fisik yang tidak sesuai standar cenderung depresi, kecemasan, dan mengalami gangguan psikologis lainnya. Beberapa juga mengalami gangguan makan seperti anoreksia. Gangguan kesehatan mental pada remaja adalah gangguan serius yang perlu ditangani sebaik mungkin. Gangguan ini dapat menyebabkan penyakit psikologis seumur hidup bahkan bunuh diri. Gangguan psikologis pada remaja juga dapat menjerumuskan mereka ke hal-hal yang tidak baik seperti penggunaan alkohol dan narkoba sebagai pelampiasan. 

Orang tua, guru, dan panutan orang dewasa perlu mengambil peran aktif dalam mendidik anak-anak dan remaja tentang kepercayaan diri dan kualitas kecantikan sejati: kebaikan, kasih sayang, kesabaran, dan berbagi. Memberitahu anak-anak setiap hari bahwa mereka cantik dapat membantu mereka mendapatkan kepercayaan diri.

Selain itu, setiap remaja perlu kemampuan, kepekaan, dan daya tahan untuk memilah setiap informasi yang diterima. Memilah setiap informasi apakah sesuai untuk dirinya atau tidak. Daya tahan dimaksudkan kepada kesadaran diri untuk tidak mudah terpengaruh pada apa yang terpampang di media sosial. Menanamkan pada diri sendiri bahwa apa yang dipakai orang lain belum tentu cocok dipakai terhadap dirinya sendiri. Entah itu bentuk tubuh, warna kulit, baju, dan segala yang ada di media sosial seseorang tersebut. 

"Kamu cantik dengan apa yang kamu miliki."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline