Rihanna saat ini sedang ramai diperbincangkan karena memakai lagu yang memiliki narasi dari hadis nabi dari umat Islam dalam peragaan lingeria Savage X Fenty pada akhir pekan lalu.
Banyak para netizen yang mengomentari Rihanna yang biasanya selalu menampilkan hal yang bersifat inklusif. Banyak dari netizen kecewa dengan peristiwa tersebut. Rihanna pun hingga saat ini belum menyampaikan tanggapannya.
Ada dari sebagian komentar juga mengandung hal negatif. Sebelumnya saya juga telah mengomentari dalam artikel seba-seri penghinaan ras. Sehingga saya tidak akan mengomentarinya lagi.
Dalam tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa pemilik produk maupun itu komersil, keyakinan ataupun politik dapat di iklankan, dikampanyekan dan didakwahkan tanpa harus menyinggung produk orang lain.
Saya memisalkan sikap kaum Syiah di Iran yang saya kenal sebagaimana mereka memperkenalkan mazhabnya tanpa menyinggung mazhab lain. Sehingga berita konflik antar mazhab tidak ada di media.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa persoalan utama antara syiah dan Ahlus Sunnah adalah pada siapa yang menjadi khalifah pertama umat Islam setelah nabi.
Kaum Syiah meyakini bahwa bahwa Ali bin Abi Thalib yang layak menjadi khalifah dan bukan Abu Bakkar Shiddik. Saya tidak akan membahas apa alasanya keyakinan tersebut.
Ayatullah Khamenei sebagai marja' taklid dan pemimpin spiritual Iran memfatwakan hukum haram dan larangan menghina pribadi yang di agungkan Ahlus Sunnah. Sehingga orang Syiah tidak akan leluasa merendahkan tokoh-tokoh yang mereka yakini telah merusak tatanan yang mereka yakini.
Baca juga artikel:
Pandangan Ayatullah Khamenei dalam Membangun Keluarga Harmonis