Lihat ke Halaman Asli

hf fidz

Mahasiswa

Analisis Perbandingan Inflasi dalam Perspektif Islam dan Konvensional

Diperbarui: 25 Juni 2024   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi Mikro : Bu Nining 

Analisis Perbandingan Inflasi dalam Perspektif Islam dan Konvensional

Pengantar

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang umum terjadi di berbagai negara. Inflasi merujuk pada peningkatan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu, yang mengakibatkan menurunnya daya beli uang. Dalam ekonomi konvensional, inflasi dipelajari secara mendalam dengan berbagai teori dan model. Di sisi lain, ekonomi Islam menawarkan perspektif berbeda dalam memahami dan menangani inflasi. Artikel ini akan mengulas perbandingan analisis inflasi dari perspektif Islam dan konvensional, meliputi definisi, penyebab, dampak, serta kebijakan yang diterapkan untuk mengendalikan inflasi.

Definisi Inflasi dalam Ekonomi Konvensional dan Islam

Ekonomi Konvensional:
Dalam ekonomi konvensional, inflasi didefinisikan sebagai peningkatan berkelanjutan dalam tingkat harga umum barang dan jasa dalam perekonomian. Inflasi diukur dengan menggunakan indeks harga seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Indeks Harga Produsen (IHP). Inflasi dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti peningkatan permintaan, biaya produksi yang lebih tinggi, atau ekspektasi inflasi di masa depan.

Ekonomi Islam:
Dalam perspektif Islam, inflasi juga diakui sebagai peningkatan harga barang dan jasa, namun pendekatannya berbeda. Inflasi dalam ekonomi Islam dipahami tidak hanya dari sudut pandang ekonomi semata, tetapi juga dari sudut pandang moral dan etika. Inflasi dianggap sebagai masalah yang perlu ditangani karena dapat menyebabkan ketidakadilan sosial dan ekonomi. Pandangan Islam tentang inflasi sering kali terkait dengan konsep keadilan dan keseimbangan dalam ekonomi.

Penyebab Inflasi: Perspektif Konvensional dan Islam

Penyebab Inflasi dalam Ekonomi Konvensional:
1. Demand-pull Inflation: Inflasi jenis ini terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan dalam perekonomian) lebih besar dari penawaran agregat (total penawaran dalam perekonomian). Hal ini dapat terjadi karena peningkatan konsumsi, investasi, atau pengeluaran pemerintah.
2. Cost-push Inflation: Inflasi ini terjadi ketika biaya produksi meningkat, seperti biaya bahan baku atau upah pekerja yang lebih tinggi, yang kemudian diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.
3. Built-in Inflation: Inflasi yang terjadi karena ekspektasi masyarakat terhadap inflasi di masa depan, sehingga menyebabkan peningkatan harga dan upah.
4. Monetary Factors: Peningkatan jumlah uang beredar dalam perekonomian tanpa peningkatan output yang sepadan juga dapat menyebabkan inflasi.

Penyebab Inflasi dalam Ekonomi Islam:
1. Praktik Riba (Bunga): Islam melarang riba karena dianggap dapat menyebabkan ketidakadilan dan eksploitasi. Riba juga dianggap sebagai salah satu penyebab inflasi karena mendorong praktik spekulasi dan ketidakseimbangan ekonomi.
2. Spekulasi: Islam melarang spekulasi yang berlebihan karena dapat menyebabkan distorsi harga dan inflasi. Spekulasi dapat menyebabkan lonjakan harga yang tidak didasarkan pada nilai intrinsik barang atau jasa.
3. Ketidakadilan dalam Distribusi Kekayaan: Ketimpangan distribusi kekayaan dapat menyebabkan inflasi karena permintaan barang dan jasa yang tidak seimbang dengan penawaran.
4. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi: Islam mendorong keseimbangan antara produksi dan konsumsi serta menghindari pemborosan. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan tekanan inflasi.

Dampak Inflasi: Perspektif Konvensional dan Islam

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline