Lihat ke Halaman Asli

Hany Ferdinando

TERVERIFIKASI

Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Kapitalisme yang Menggerogoti Dunia Pendidikan Kita

Diperbarui: 16 Januari 2020   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Kapitalisme terkait dengan penanaman modal swasta yang bertujuan untuk meraih keuntungan dengan mengelola dan mengendalikan aset sesuai dengan keinginan. Definisi dirangkum dari berbagai sumber dan bukan hasil karangan saya sendiri. Mungkin ini bukanlah definisi yang benar-benar tepat tetapi paling tidak memberikan gambaran umum tentang kapitalisme. Jika Anda memiliki definisi yang lebih tepat, silakan menuliskannya di kolom komentar. 

Apakah kapitalisme bisa mempengaruhi pendidikan?

Ini pertanyaan yang masuk ke inbox saya beberapa hari yang lalu; sederhana, tetapi menggelitik. Orang langsung akan mengarahkan pikirannya ke sekolah swasta. Manajerial sekolah swasta, seperti perekrutan pegawai, standar gaji, dll. ditangani oleh pemilik dan pengelolanya. Beberapa hal mendasar dikelola pemerintah seperti kurikulum, UN, dll. Walaupun ada juga sekolah swasta yang tidak menggunakan kurikulum nasional, sebenarnya mau tidak mau ada bagian dari kurikulum nasional yang harus diadopsi.

Kapitalisme dalam arti sempit

Ketika kapitalisme diartikan sebagai pengelolaan aset untuk meraih keuntungan, maka pendidikan bukanlah lahan yang cantik. Ada regulasi pemerintah yang membuat asas pengelolaan ini tidak sebebas pada industri lainnya. Jika dikaitkan dengan meraih keuntungan, maka sebenarnya ada hal yang kurang pas.

Setahu saya, sekolah swasta yang mengandalkan pemasukan dari uang sekolah harus tetap mencari sumber keuangan lain untuk mengembangkan sekolahnya. Uang sekolah mungkin masih cukup untuk proses operasional sehari-hari seperti gaji pegawai, listrik, air, telepon, dll.

Namun, pembangunan gedung baru, pembaruan sarana dan pra-sarana sekolah, dan urusan pelatihan bagi pegawai harus mengandalkan sumber lain seperti donatur dan uang pembangunan.

Pemilik modal dan profilnya

Dari sudut pandang kapitalisme, tentu ada yang namanya pemilik modal yang ikut menanamkan modal di sana. Para pemilik modal ini merasa punya kontribusi dan berharap meraih keuntungan, bila perlu setinggi mungkin.

pixabay.com

Pertama, yayasan sebagai pemilik sekolah secara komunal atau orang pribadi. Sebuah yayasan didirikan seharusnya bukan dengan tujuan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk mendukung program-program yang sifatnya charity, seperti memberikan beasiswa, mengelola dan mengembangkan bakat anak, memajukan pendidikan, dll.

Jadi, ketika ada yayasan didirikan sebagai pintu untuk menambah pundi-pundi, maka ada sesuatu yang harus dipikirkan lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline