Dulu melangkah untuk memberitahukan tokoh Pisank Man itu sulit banget. Bahkan bicara Pisank Man itu ibarat sebuah lelucon yang tidak bernilai. Padahal bagi saya, Pisank Man itu tokoh fiksi yang ramah dan bisa mengobati persoalan asmara. Sebab nuansa pemikirannya sudah tidak mungkin tertebak, fresh, dan Pisank Man akan tetap bersemangat disaat dia sendiri berusaha mengenali serumit apa cinta itu.
Pisank Man itu berkarakter lugu, bukan pendekar tapi bernyali besar, konsep sederhana untuk amal mahruf nahi mungkar. Membaca novel Pisank Man akan terbawa pada persoalan realita jomblo, ringan dibaca titik celah memaknai persahabatan, menyikapi pengkhianatan, juga obat agar kita menemukan teman setia menjalani mimpi-mimpi.
Pisank Man sahabat kita semua, menguatkan perasaan yang mulai gelisah. Jadi simplenya ayo kita tetap berdiri sekeras apapun terpaan masalah hidup ini, Pisank Man siap mengerti hatimu. Misalnya saat ketemu pujaan hati, pasti gerogi kan?. Tidak perlu disesali, belajarlah menjalani hidup toh jomblo itu mahluk paling mulia. Sebab dia tidak memilih sebelum yakin akan sanggup menikahi pujaan hatinya.
Jangan bersedih ! Pisank Man mengerti dan pernah mengalaminya biarkan waktu yang akan selalu dapat mengobati. Mari kita temukan indahnya menjadi mahluk bernama Jomblo Terhebat. Oh ya? Novel Pisank Man juga ada dedikasinya untuk yang ditinggal orang tuanya bekerja diluar negeri, senasib seperjuangan dimasa kecilnya.
Pisank Man sehari-hari hidup bersama Pamannya yaitu Dr.Talaz "sang maestro penemu berbagai alat-alat canggih di desa." Saya yakin, dari desa kecil ini di kaki Gunung Semeru begitu banyak pesan yang menginspirasi yang ringan tertulis untuk saling menyadarkan demi kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H