Lihat ke Halaman Asli

Majelis Taklim Senduro

Diperbarui: 8 Oktober 2018   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita Acara Panitia Majelis Taklim Senduro, 7 Oktober 2018.  (DOKPRI)

 Kegiatan dimulai pukul 19.00 WIB setelah jamaah melakukan Sholat Isya'. Kedatangan KH.Khidir Fauzi Fasa mendapat sambutan hangat dari panitia maupun segenap jamaah. 

Abah Khidir memberi materi pertama yaitu fadilah bacaan salam. Kemudian dilanjutkan membaca bacaan hauqolah sebanyak 3 kali diikuti para jamaah. Selanjutnya Abah Khidir memberikan contoh kisah Hikmah sebab pertemuan Nabi Musa AS bersama Nabi Khidir AS. 

Kegiatan majelis taklim senduro sesuai dengan metode pengajaran andragogi yang lebih menggali pengalamaan jamaah agar suasana lebih cair dan disampaikan dengan luwes. 

Sebagai contoh ada salah satu jamaah yang membawa anaknya kemudian di dalam majelis anak tadi tertidur, tetapi hal itu menjadi penghangat suasana ketika Abah Khidir memberi saran kepada panitia agar nantinya setelah diresmikan waktu pengajaran majelis tidak terlalu lama bahkan tidak lebih dari 30 menit saja. 

Pengalaman abah khidir dalam membuat majelis taklim adalah 41 tahun di 10 mushola dan 9 masjid se-kabupaten Lumajang. Pengalaman itu dijadikan materi dan saran kepada panitia dalam membangun majelis taklim senduro. Kunci dari majelis taklim adalah Istiqomah juga saling mendoakan dengan bacaan fatihah agar terjalin batin yang penuh rasa kebersamaan. 

Dalam mengisi materi pun abah khidir menyapa masyarakat hingga berkenalan satu persatu kepada para jamaah. Sebagai kyai sepuh di kabupaten Lumajang rasanya bahagia dapat memiliki kesempatan berkenalan langsung bersama beliau. 

Panitia  berharap perkenalan itu menjadi perkenalan dunia dan akherat, Aamiin. Materi abah khidir lanjutkan dengan hikmah berbakti kepada orang tua. 

Keindahan surga yang tidak bisa dibayangkan oleh akal manusia, kuncinya akan dapat dirasakan oleh manusia jika berbakti kepada orang tua. Abah khidir menyampaikan contoh sikap berbakti kepada orang tua yang bisa dipraktekkan sehari-hari. 

Seperti memijat punggung atau kaki ibu yang telah lelah memasak di dapur utamanya selesai sholat ashar. Hal itu akan menyenangkan buat ibu yang telah lelah seharian beraktivitas dan mendapatkan perhatian dari anaknya. 

Jika diingat kembali wacana sederhana seperti itu layak kita dengungkan kembali. Sebab sementara kita sibuk beraktivitas olahraga, bekerja, serta kesibukan lainnya tentu akan semakin baik jika ada  rutinitas bercengkrama bersama orang tua. 

Minimal menanyakan sudah makan atau belum kepada ibu kita. Mari kita buat tersenyum orang tua kita dengan berawal dari sebuah perhatian kecil. Dapatkah kita melakukannya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline