Lihat ke Halaman Asli

Aku, Teman-teman, dan Kebhinekaan

Diperbarui: 31 Januari 2024   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Mentari pagi yang bersinar menyinari kelas, di pagi buta itu nampak banyak sekali siswa yang hadir di kelas dan seketika ibu guru datang mengumumkan bahwa sebentar lagi akan ada lustrum sekolah dan ada tema pentas yang akan dikerjakan. Naila dan teman-teman pun penasaran apa tema pentas yang akan kita lakukan. Naila pun berkata kepada bu guru "Bu, tema pentas hari ini apa ya bu" lalu ibu pun tidak menjawabnya. Besoknya, ibu guru kasih tau apa pentas untuk lustrum yang akan dikerjakan, kata ibu guru kepada semua murid "Jadi, tema pentas yang akan dilakukan hari ini adalah tentang kebhinekaan", semua murid pun terkejut. Mereka nampak malas dan senang melihat tentang tema itu, dan berpikir akan lebih berat.

          Beberapa minggu kemudian, kami semua berkumpul untuk mendiskusi drama, tarian dari cagar budaya Timur Papua. Devan selaku ketua membagikan masing-masing kelompok tugas yang akan ditampilkan. Semuanya membuat rumbai-rumbai dari tali rafiah yang dibeli oleh kelompok perlengkapan. Hari demi hari kami terus latihan. Semua teman-teman senang saat dibagikan tugas, tetapi minggu demi minggu mereka pun tampak bosan. Pada saat latihan beberapa teman ada yang tidak serius dalam mengikutinya, mereka seolah-olah tampak tidak peduli terhadap tugas masing-masing.

           Keesokan harinya, kami semua latihan, tetapi Ririn dan Ellen main hp pada saat jam latihan nampak Naila dan Renata melihat ke arah mereka dan berkata "Loh, ini kan jam latihan, kenapa pada main hp??," Ririn dan Ellenpun membalasnya "Lah, suka-suka kamilah, emang kami peduli??". Naila dan Renatapun menjawab "Sampai kapan kalian begini terus, kapan selesai-selesainya kita bisa latihan dengan baik??", dan mereka berdua mengabaikannya lalu cabut.

            Hari berikutnya mereka semua latihan lagi, dan Ririn

          Pada saat kami semua latihan, ririn dan ellen main hp sambil tiduran, rizki dan nabil asik bermain hpnya, naila dan renata pun memandang ke arah mereka dan bilang untuk serius latihan, tetapi mereka tidak mendengarkannya. Ketuapun bingung bagaimana cara mengatasinya. Teman aku Naila dan Renata merasa kesal dan sedih melihat teman-teman tidak semangat dan bermain-main pada saat latihan. Beberapa minggu kemudian, mereka semua latihan tetapi nampak tidak serius, dan naila dan renata sangat marah melihat tingkah mereka dan menasihatinya ke terakhir kalinya. Minggu kemudian naila berkata kepada semua murid "Teman-teman bentar lagi pentas yang akan kita lakukan mau ditampilkan kepada semua orang, jadi kita harus benar-benar latihan untuk kali ini!" dengan nada suara yang amat tinggi dan keras. 

           Selanjutnya, ketua pun bilang kepada semua murid bahwa semua berkumpul bersama minggu depan untuk mengungkapkan perasaan pada latihan p5 ini!. Beberapa minggu kemudian, mereka berkumpul, devan selaku ketua bertanya kepada semua teman, ia mengucapkan "Apa perasaan kalian terhadap latihan p5 ini? jawab jujur!, ungkapkan semua yang kalian rasakan" Naila dan Renata berpendapat dan bersuara "Teman-teman saya capek menasihati kalian terus-menerus, jadi tolong latihan serius dengan seksama ya" dengan suara lembut dan halus. Latihan kali ini nampak lebih serius dibanding minggu lalu, teman-temanpun mendengarkan apa yang dikatakan naila. Beberapa minggu kemudian, mereka lebih serius dalam latihan bersama dan melakukan kekompakkan bersama dan naila pun tersenyum melihat mereka semua, teman-teman juga merasa senang karena berhasil berlatih serius. Mereka melakukan tarian dan drama dengan seksama. Pada saat beberapa minggu mau mendekati puncak p5, mereka jauh lebih semangat daripada minggu lalu dan setelah itu Devan mengumumkan, bahwa pada puncak p5 datang lebih awal jam setengah 6 pagi untuk menghias wajah dengan makeup. 

           Keesokan harinya kelompok perlengkapan membeli peralatan makeup tata rias wajah, perlengkapan alat tarian dan drama. Setelah di puncak p5 mereka pun datang tepat waktu dan membuat makeup wajah dan alat drama. Acara pentas p5 pun dimulai.. Setelah selesai menampilkan pentas p5 kami, kami istirahat dan membeli jajan di kantin. Alhasil, mereka pun foto bersama deng  an ibu guru untuk menjadi kenang-kenangan.  Kami semua sangat senang dan bangga menjunjung tinggi kerjasama dan kekompakkan di dalam diri kami masing-masing. Ibu guru juga bangga terhadap kami karena pertunjukan kami dilakukan dengan baik dan pentas p5 sudah selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline