Pada hari sabtu, 12 Oktober 2024, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang sedang menjalani program Praktik Kerja Lapangan (PKL) telah melaksanakan sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat Kelurahan, Kalipancur Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang mengenai isu stunting melalui pendekatan kreatif. Dengan tema "Empowerment Masyarakat", sosialisasi ini mengedukasi masyarakat terutama ibu balita tentang konsep 4T: Terlalu Tua, Terlalu Muda, Terlalu Dekat, dan Terlalu Sering, yang berhubungan dengan kesehatan anak. Ibu 4T dinilai lebih berisiko menghasilkan bayi stunting di masa yang akan datang.
Stunting adalah masalah kesehatan serius yang dihadapi oleh banyak anak di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4% pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa satu dari empat anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kurangnya asupan gizi yang memadai pada masa awal kehidupannya. Oleh karena itu, edukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting melalui 4T faktor ibu.
Mahasiswa UNNES menggunakan poster kreatif sebagai media utama dalam sosialisasi ini. Poster-poster tersebut dirancang menarik dan informatif, menjelaskan konsep 4T serta dampaknya terhadap kesehatan anak. Beberapa poin penting yang disampaikan dalam poster meliputi:
Terlalu Tua: Menyoroti risiko kesehatan dari ibu hamil yang berusia lebih tua yaitu kehamilan pada usia di atas 35 tahun
Terlalu Muda: Menekankan pentingnya kesiapan fisik dan mental bagi ibu hamil muda yaitu sebaiknya kehamilan di atas 21 tahun
Terlalu Dekat: Mengingatkan tentang jarak kelahiran ideal untuk kesehatan ibu dan anak yaitu tidak kurang dari dua tahun.
Terlalu Sering: Mengedukasi tentang frekuensi kehamilan yang aman yaitu tidak lebih dari dua anak.
Sosialisasi ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mengubah paradigma masyarakat mengenai perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kesehatan fisik ibu serta pentingnya gizi dan pengasuhan anak. Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, mahasiswa berhasil menciptakan kesadaran akan isu stunting dan mendorong orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anak-anak mereka.
Program sosialisasi ini merupakan contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat. Dengan pendekatan edukatif yang kreatif, mereka tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun harapan untuk masa depan anak-anak yang lebih sehat menuju Indonesia bebas stunting. Diharapkan upaya ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi generasi mendatang untuk peduli terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di lingkungan mereka.