Lihat ke Halaman Asli

Dusun Muntuk dan Beragam Potensinya

Diperbarui: 25 Februari 2021   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Produk Dwi Mebel/dokpri

Dusun Muntuk merupakan salah satu dusun di kalurahan Muntuk Kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun ini familiar dengan warganya yang kebanyakan memiliki ketrampilan membuat mebel seperti meja, kursi, pintu, lemari, dsb. Ketrampilan ini seperti mendarah daging turun menurun dari genarasi ke generasi. Mereka memasarkan hasil karyanya dengan dijual keliling di wilayah Yogyakarta dan beberapa merantau keluar kota.

Tidak mau kalah dengan kaum laki-laki, wanita di dusun muntuk juga memiliki ketrampilan membuat kerajinan bambu yang mendarah daging dari generasi ke generasi. Hal ini juga didukung oleh banyaknya pohon bambu disekitar dusun Muntuk. Jadi membuat kerajinan bambu juga merupakan pemanfaatan sumber daya alam didusun Muntuk. Kerajinan bambu yang dihasilkan kebanyakan adalah tambir. Membuat kerajinan bambu merupakan kegiatan dan mata pencaharian ibu-ibu di dusun Muntuk. Namun beberapa anak muda juga masih menekuni pekerjaan ini lhoooo.

Gambar 2. Produk Kerajinan Bambu/dokpri

Dusun Muntuk sangat luas masyarakatnya juga banyak, untuk itu ada beberapa organisasi yang terbentuk di dusun Muntuk untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat dusun Muntuk. P2-WKSS merupakan organsasi dalam memproduksi UMKM Wedang Uwuh. Wedang uwuh meupakan minuman racikan dari bahan hebal seperti jahe,secang, cengkeh, serai, kayu manis, dan gula batu. Wedang ini berfungsi menghangatkan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih fresh. Apalagi kalau tubuh sedang masuk angin. Wedang uwuh bisa menjadi alternatif untuk menghangatkan tubuh.

Gambar 3. Wedang Uwuh P2W-KSS/dokpri

Di dusun Muntuk juga terdapat budidaya lele yang dikelola oleh KWT Sumber Rejeki Muntuk. KWT adalah Kelompok Wanita Tani. Organisasi ini untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan menanam sayuan secara organik. Pedoman KWT Sumber Rejaki Muntuk adalah "Nandur opo sing dipangan, mangan opo sing ditandur.". Lele yang dikelola dijual dengan harga perkilo Rp 20.000. Selain lele ada juga sayuran organik seperti, terong, lombok, kangkung, bayam bubut, bayam brazil, dsb". Nah untuk info terkait UMKM dusun Muntuk bisa di cek di Instagram: @umkmuntukita !!!!

Gambar 4. Kelompok Wanita Tani/dokpri

Selain UMKM dusun Muntuk juga memiliki tradisi merti dusun yang dilakukan setiap setahun sekali sehabis panen raya. Dalam acara merti dusun, dusun Muntuk menggelar berbagai acara tradisonal diantaranya:
  • Kenduri
  • Warga Muntuk biasanya melakukan kenduri sebagai rasa syukur atas hasil panen yang didapat. Keduri dilakukan di balai dusun dan dihadiri seluruh waga muntuk dan juga dusun tetangga yang mau datang diperbolehkan. Setiap warga dusun Muntuk membuat tumpeng dibawa ke pedukuhan untuk didoakan seorang kaum terlebih dahulu baru boleh dibagikan ke warga.
  • Acara kesenian ledek/tayuban
  • Tayuban merupakan tradisi merti dusun sejak nenek moyang. Tayuban dilakukan di sumur tembogo.Sumur Tembogo merupakan satu-satunya sumur religius di dusun Muntuk. Dalam tayuban tersebut dihadirkan kesenian ledek. Ledek adalah penari wanita yang diiringi gamelan jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline