Lihat ke Halaman Asli

Wahai Tuan-tuan Rayap Sekalian

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

koyaklah mereka tuan
memang hidup mereka serasa sudah tak ada gunanya
bau nafasmu alkohol yg kadarnya konyol
kau rampok rakyat lalu kepalanya kau pecahi botol

sistemasi birokrasi dan admininistrasi
tersimpan rapi perampok merayap dekat jamban
lalu mengendap-ngendap dalam tampak-tampak siluman
tak terlihat tapi bau menyengat berlumur eek seluruh badan

di kolong jembatan meraka mendesah susah
di jalan-jalan terpinggirkan dan semakin hitam
pasar-pasar hendak bubar karena harga-harga kian tak masuk akal
dimasukan semuanya pada tv budaya sampah begitu bebal

lalu tuan katanya negeri ini negeri yang kuat
makmur dan sentosa hingga akhirnya banyak yang lupa
apa bedanya merdeka dengan sengsara
lalu diam-diam kau malah tertawa

bukan urusanmu katamu
yg penting hidupmu syahdu
dari lobang satu ke lobang yg lain tipu-tipu
dosa-neraka hanya konsep, kau ludahi dengan batu

wahai tuan-tuan rayap sekalian
silakan tuan mulai bedakan
mana kayu sekuat jati diri
lalu yg mana juga kayu-kayu lapuk yg sedang anda rayapi

dasar tuan rayap memang sarap
uang rakyat terus saja dihisap
kalau kau sebegitu haus dalam menghisap
kebetulan jambanku penuh eek dengan senang hati boleh untuk kau serap

Hazmi_surabaya, januari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline