Lihat ke Halaman Asli

Dongeng Muda mudi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

trotoar jalanan lurus dari tepi-tepi keramaian kendaraan malam
bayanganku menerpa dinding bangunan di pinggir jalan
ketika kutengok hampir saja kumeloncat kukira itu setan
saat hendak kutempuh jalan menuju rumah ke kasih pujaan

rumahnya sih dekat, hanya beberapa kilo dari rumahku
tapi mengapa aku memilih menggunakan kaki-kaki telanjangku
karena aku ingin nampak berkeringat ketika tiba di depan mata pujaan hatiku
lalu, kalau sudah gitu kan nampak upaya-tak mudahnya ia aku tuju

di persimpangan itu aku sempat melihat perempuan
yang sosoknya sepertinya pernah sedikit terlupakan
saat kuhampiri-dekat nampak begitu rupawan
namun, ketika kulihat kakinya mengawang baru kusadari nah ini baru setan beneran

aku lari tergopoh-gopoh hampir saja celanaku kebasahan
secepat kilat kumenuju riuhnya keramaian
paling tidak disana nanti aku bisa menemukan kawan
untuk berbagi rasa terkejut-takut dan tak lagi sendirian

untunglah, banyak orang-orang di dekat pasar malam
ramainya pedagang membuatku sedikit tenang
rumah kekasihku memang di samping pasar
beberapa meter lagi rinduku akan terbayar

nah, aku sudah sampai di depan pintunya
kuketuk pintu yg keluar bapaknya yg tua
kutanyakan apa dia sedang ada di rumah
bapaknya bilang ia sudah pindah rumah

la, kok bisa, kenapa pak, tanyaku
ia bilang sekarang ia ikut suaminya
di luar kota sudah beberapa waktu yg lalu
aku bingung tak karuan memikirkan itu

lalu kupikir-pikir lagi
apa yg salah dengan semua ini
akhirnya kusadari mungkin selama ini aku yg kege eran
sudah jadian tapi akhirnya mungkin dia maunya cuman temenan

mabuk apa aku selama ini
sudah keringatku bau terasi hati pun hancur tak tertolong lagi
jadi apa sih yg terjadi selama ini
kesal rasanya ternyata hatiku diperangkap si lesung pipi

ah rasanya nyeri
ingin berlari
lalu aku mendengar suara dari baling punggungku berbunyi
" maaf ya sayang, tadi sama bapakku kamu itu sedang dikerjai "

ah suara itu begitu surga, lalu kukejar-kutangkap ia begitu dekapnya
dasar kurang ajar, jangan pernah lagi kau melakukannya bisikku padanya.

* akhirnya mereka hidup berbahagia untuk selama-lamanya

Hazmi, januari, surabaya 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline