Lihat ke Halaman Asli

Penyair, Kopi dan Puisi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kopi telah mengenali puisi
dari kata-kata yang meninggalkan jejak
di lingkar tepian cangkir
hingga kopi menaruh hati pada puisi
ditiap kental rasa yang memekat
memenuhi rongga inspirasi

sepanjang hari kopi terbaca
manis yang tebal atau sekedar tipis
mengaliri bibir-bibir yang mulai lembab
mereguknya lalu membait dalam puisi

puisi tak kunjung henti
karena aroma kopi telah mengikatnya
pada detik-detik yang berbekas
tersambung oleh nafas-nafas
cinta yang menghubungkan
abad-abad para penyair
menguliti hidup
dengan pisau aksara
ditiap cangkir tanpa akhir
meramu
peradaban kata-kata
lalu menguap
kesegala waktu

2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline