Lihat ke Halaman Asli

Nurnajmi Dwihesti

Mahasiswa Universitas Airlangga

Peran Profesi Sarjana Kesehatan Masyarakat Terhadap Sustainable Development Goals (SDGs)

Diperbarui: 4 Juni 2024   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 https://images.app.goo.gl/NZFgu4TQcecaqzN17

Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan. Ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu pendidikan. Pilar utama ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu kesehatan masyarakat, epidemiologi, biostatistik, kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi, administrasi kesehatan, gizi masyarakat, dan kesehatan dan keselamatan kerja. Banyak stigma yang beredar dan melekat di masyarakat bahwa sarjana kesehatan masyarakat hanya bisa bekerja di puskesmas. Bahkan tidak jarang orang tua melarang anaknya untuk memilih dan mengambil jurusan kesehatan masyarakat karena orang tua tersebut mengira bahwa sarjana kesehatan masyarakat memiliki prospek kerja yang sempit. Faktanya berputar hingga 360 derajat dari stigma-stigma yang beredar di masyarakat, bahwa sarjana kesehatan masyarakat memiliki prospek kerja yang sangat luas. 

Sarjana kesehatan masyarakat sangat berperan penting dalam Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya di tingkat nasional. Menurut Bappenas, SDGs dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara kesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlajutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksana tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. SDGs merupakan komitmen global dan nasional guna mensejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yakni, (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dalam 17 tujuan profesi sarjana kesehatan masyarakat sangat diperlukan. SDGs yang memiliki kaitan dengan kesehatan masyarakat diantaranya yakni, mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi, kesediaan air bersih dan sanitasi, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem, dan lain-lain.

Profesi sarjana kesehatan masyarakat dengan peminatan kesehatan lingkungan sangat berperan dalam kesediaan air bersih dan sanitasi, penanganan perubahan iklim, dan menjaga ekosistem. Profesi sarjana kesehatan masyarakat dengan peminatan kesehatan lingkungan dapat melakukan pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan kepada masyarakat mengenai perilaku sanitasi, membantu pengelolaan air bersih, hingga mempromosikan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah memperbaiki dan menjaga ekosistem. Masyarakat sangat membutuhkan air bersih terutama untuk dikonsumsi. Faktanya masih banyak masyarakat yang sulit mendapatkan akses air bersih. 

Peran profesi sarjana kesehatan masyarakat dengan peminatan kesehatan lingkungan sangat dibutuhkan, seperti melakukan pemberdayaan masyarakat mengenai perilaku sanitasi. Selain itu, profesi sarjana kesehatan masyarakat dengan peminatan kesehatan lingkungan dapat mengawasi pembuangan limbah yang dapat mencemari ekosistem dari industri-industri. Profesi sarjana kesehatan masyarakat dengan peminatan gizi dapat membantu dalam mengatasi masalah gizi dan nutrisi, seperti kekurangan gizi dan gizi buruk. Masalah tentang gizi yang sangat serius dan harus segera diatasi adalah stunting. 

Pravelensi stunting di Indonesia turun dari angka 21,6% dari 24,4% pada tahun 2022 akan tetapi, stunting memberikan pengaruh besar pada anak terkait kemampuan belajar, kemampuan besosialisasi, keterbelakangan mental, dan penyakit-penyakit kronis, sedangkan bangsa membutuhkan generasi-generasi yang lebih berkualitas. Profesi sarjana kesehatan masyarakat dengan peminatan gizi dapat berperan sebagai promotor untuk masyarakat, khususnya pada masalah gizi anak dan ibu hamil.

Sustainable Development Goals (SDGs) bermuara pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sustainable Development Goals (SDGs) sangat membutuhkan peran profesi sarjana kesehatan masyarakat agar dapat menjamin kehidupan masyarakat yang sejahtera dan makmur. Masyarakat yang sejahtera dan makmur harus sehat. Sehat tidak hanya dalam bentuk fisik akan tetapi, sosial dan mentalnya juga diperhitungkan. Oleh karena itu, profesi sarjana kesehatan masyarakat sangat berperan pada program Sustainable Development Goals (SDGs).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline