Suatu sore ketika menemani anak laki-laki saya menyemir sepatu, saya memperhatikan permukaan sepatunya. Ketika semir dioleskan pada sepatu dan digosok menggunakan sikat halus, hasil akhir yang terlihat, permukaan sepatu tampak licin berkilau. Berbeda dengan kondisi awal ketika sepatu belum disemir. Mengapa demikian?
Sebuah permukaan benda yang tampak rata sekalipun, sesungguhnya memiliki pori-pori yang halus. Demikian pula dengan permukaan sepatu. Pada saat semir dioleskan pada permukaan sepatu, semir tersebut akan mengisi ruang kosong pada pori-pori permukaan sepatu sehingga terbentuk permukaan yang rata.
Mengapa perlu menggosok?
Setelah semir dioleskan, diperlukan penggosokan permukaan sepatu, baik menggunakan lap yang lembut maupun sikat dengan bulu halus. Penggosokan ini akan membantu meratakan semir, melekatkannya dan menutup pori-pori permukaan sepatu. Penggosokan yang baik akan menghasilkan kilau yang maksimal pada permukaan sepatu.
Mengapa berkilau?
Naa...ijinkanlah teori Fisika yang menjawabnya, ya.
Sebuah benda akan memantulkan cahaya yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.
Efek pemantulan cahaya ini akan berbeda pada jenis permukaan yang berbeda. Permukaan kasar akan memantulkan cahaya yang diterimanya ke segala arah, dengan sudut sinar pantul yang beragam besarnya dibandingkan dengan sudut sinar datang terhadap garis tegak lurus bidang pemantul.
Hal ini menyebabkan pemantulan yang bersifat baur. Keuntungan pemantulan baur ini, ruang akan menjadi terang meskipun tidak menerima cahaya secara langsung karena pemantulan baur memungkinkan cahaya menyebar ke segala arah. Bangku kayu, kulit pohon, dinding semen merupakan contoh sebuah permukaan kasar.
Berbeda dengan permukaan kasar, permukaan benda yang halus akan memantulkan cahaya yang diterimanya dengan pola searah. Hal ini menyebabkan efek pemantulan sempurna, mirip pemantulan pada sebuah cermin datar.