Lihat ke Halaman Asli

hesty Gorang

Buku gudang ilmu

Menulis, Ladang Amal yang Tak Pernah Terputus

Diperbarui: 3 Agustus 2023   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Acara pertemuan perdana Forum Penulis Nurul Hakim telah dilaksanakan pada 1 Agustus 2023. Pertemuan yang dimulai sejak pukul 20.00 wita hingga 21.30 wita ini sangat mambantu saya sebagai peserta untuk membakar kembali semanagt dalam menulis. 

Bagaimana tidak pertemuan perdana ini dihadiri oleh tiga pemateri yang sangat luar biasa. Pak Nuim Hidayat, pak Iwan Wahyudi, dan pak Inggar Saputra. Acara ini dipandu oleh ibu Herlina Hasyim beliau adalah seorang guru.

Sebelum pemateri memberikan pengalaman masing-masing acara perdana ini dibuka dengan sambutan dari ust. Firdaus Nuzula, M.Pd. beliau mewakili pimpinan yayasan nurul hakim.

Dalam hal ini ust. Firdaus sangat mengapresiasi kegiatan ini, beliau mengharapkan adanya forum ini bisa menjadi jembatan para santri untuk mengembangkan bakat menulis.

Dengan adanya forum menulis nurul hakim ini juga bisa mengaktifkan kembali literasi nurul hakim, dalam harapan beliau jika forum ini menjadi besar akan bekerja sama dengan forum-forum kepenulisan lainnya.

Setelah sambutan, pamateri langsung menyampaikan dan membagi motivasi seputar literasi.

Pemateri pertama pak Nuim Hidayat, beliau adalah seorang penulis dan aktifis. Beliau aktif menulis artikel-artikel dimedia online, seperti suara islam.id tulisan-tulisan beliau yang telah diterbitkan di antaranya adalah Ketika PSI Menuduh Saya Melakukan Plintiran yang Jahat (6 Juli 2023), Bedah Buku Karya Santri Elkisi (29 Mei 2023), Ketika Saya Diadili (7 Mei 2023), Ternyata Buku Masih Digemari( 21 Januari 2023), dan masih banyak lagi tulisan beliau yang bisa dibaca dimedia tersebut.

Pada pembahasan pemateri pertama ini saya tertegun mendengar sambil mencatat beberapa ponit penting yang disampaikan oleh pak Nuim. 

Salah satu motivasi terbaik yang saya rekam semalam adalah bagaimana beliau membangun minat bacanya hingga menjadikan sebagai landasan untuk menulis. 

Semangat baca pak Nuim berawal dari sang ayah yang juga seorang kepala sekolah, sang ayah sering membawa buku pulang ke rumah, hingga buku-buku tersebut menjadi tertatik untuk dibaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline