Lihat ke Halaman Asli

hesty Gorang

Buku gudang ilmu

Menulis Saat Kurang Sehat

Diperbarui: 14 Februari 2022   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menulis. Ia adalah sebuah rutinitas yang kadang rajin saya kerjakan, kadang tak pernah  dikerjakan. Makanya, sampai saat ini saya tak kunjung jadi seorang penulis.  Tapi, hari ini saya ingin menulis. Mengeluarkan segala kepenatan. Katanya tulisan bisa mengobati hati. Tulisan yang dituangkan, dan tulisan yang dibaca. Yah, dan saya percaya akan hal itu. 

Sudah tiga hari saya terlihat seperti mayat yang berusaha untuk hidup kembali. Badan terasa panas, kepala berat, batuk berdahak, bahkan kalau malam sering terbangun karena kesusahan buat bernafas. Sungguh satu ujian yang harus diselimuti kesabaran. 

Apakah ini adalah gejala omikron? Ah, saya tidak ingin menyatakan diri saya terpapar sakit yang sedang menyerang negara tercinta ini. Saya tidak mau membiasakan pikiran negatif membawa saya melakukan tindakan negatif juga. Saya berusaha untuk positif thinking saja atas semua yang saya alami. 

Sebelum saya sakit, sudah ada yang mendahului saya. Yakni sang suami. Tapi, saya hanya mendefinisikan penyakit ini sebagai ujian. Ikhlas aja jalani, dan penuhi kebutuhan tubuh sesuai dengan kadarnya. Saya orangnya tidak terlalu mengonsumsi obat-obatan. Saya cukup dengan apa yang sudah menjadi andalan ketika sakit. Obat-obatan herbal ala rumahan. Ada madu+ jahe diseduh air hangat sudah menjadi ramuan sederhana yang saya yakini untuk kesembuhan saya. Ditambah 3 butir habatussauda setelah makan. Itu saja. Setelah itu serahkan saja sama yang kuasa. 

Dalam setiap doa saya selalu berkata " Tuhan jika ini adalah ujian-Mu berikan kelapangan dada agar hamba ikhlas menjalankannya." Tidak hanya itu saja. Setiap ingin minum habatussauda saya selalu diingatkan oleh sang suami 

"Jangan lupa shalawat sebelum minum . Maka, saya pun bershalawat tiga kali sesuai jumlah yang saya minum. 

Tiga hari berlalu. Sakit kepala hilang, panas ditubuh sudah tak terasa, hanya masih sedikit batuk dan serak. Semoga ke depannya bisa lebih baik. 

Tak usah bersedih dengan sakit, apalagi dia dijadikan alasan untuk terus mengeluh. Saya sudah menderita beberapa kategori penyakit. Penyakit biasa, sedang, sampai yang parah yang hampir merenggut nyawa saya. Tapi, Tuhan maha baik di atas segala kebaikannya. Dia memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa memantapkan diri lagi sebagai hamba-Nya di bumi ini. 

Semoga kesempatan itu bisa saya gunakan dengan sebaik mungkin. 

Bagi teman-teman yang sedang sakit apapun pengobatan yang sedang dijalani. Jangan pernah lupa bahwa kesembuhan datang bukan dari dokter, obat. Melainkan kesembuhan itu datang karena izin Allah SWT. 

Jaga kesehatan. Tetap pa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline