Seorang anak bercerita pada ibunya.
Anak: Bu, aku boleh cerita tidak?
Ibu: Cerita apa Nak?
Anak: Ini masalah aku dan adik iparku.
Ibu: ceritalah, ibu akan mendengarkannya.
Anak: (Mulai bercerita) Begini bu, aku ini sudah menikah 5 tahun, tapi kenapa yah adik suamiku itu tetap saja canggung denganku, setiap mau ambil lauk-pauk di dapur dia terkesan seperti mau mencuru, diam-diam maasuk dapur, dan mengambilnya tanpa sepengetahuanku, padahal aku masak juga but mereka. Dia juga terlihat seperti takut padaku, sering aku memerhaikan gerak-geriknya ketika di hadapnku. gaya bicara yang gugup, tak ingin meihatku saat bicara, dan takut jika aku menegurnya. aku jadinya sungkan dengan semua ini bu, bayangkan 5 tahun tinggal bersama, tapi dia maasih sungkan denganku. aku jadi tidak enak bersamanya.
Ibu: (Dengan nada lembut, ibu menjawab) Nak, jangan salahkan dia yang maash kecil, janagn pula memandangnya terlalu jauh seperti itu. Mungkin selama ini dia ingin menegurmu, mau membantumu, mau bersama denganmu dalam hal bekerja atau lain hal. Tapi, kamulah yang terlalu diam, tidak mau menegur, dan terlihat kaku dengan mereka. Jangan pernah menyalahkan orang lain atas ketidak nyamanan kita, tapi kita yang harus mengubah setiap kondisi agar tetap nyaman, baik kita sendiri atau pun orang lain.
Di atas merupakan ilustrasi singkat tentang pentingnya bercermin. artinya kita perlu melihat sebuah kesalahan yang terjadi bukan dari orang lain semata. kebiasaan menyalahkan orang lain kadang sudah mendarah daging dalam diri kita, hingga lupa bahwa kadang kesalahan iatu dang dari diri sendiri. dalam kisah lain tentang seekor anjing kecil yang memasuki sebuah rumah yang memiliki banyak cermin, di setiap sudu rumah tersebut dipasng cermin yang besar. Si anjing kecil memasuki rumah tersebut, kemudian dia melihat banyak anjing kecil disetiap cermin yang dilihat, maka anjing kecil itu tertawa, kegirangan, ia juga menari dengan sesuka hatinya. setelah lama bermain dan bergembira, anjing kecil itu keluar dari rumah tersebu, dan membaawa cerita tentang dirinya kepada anjing-anjing lain di hutan.
Apa yang disampaikan anjing kecil itu tidak dipercaya oleh anjing raksasa.
"Aku tidak percaya dengan semua itu, aku akan ke sana dan membuktikan. apakah kau benar atau malah berboong pada kami."
Anjing raksasa pun pergi ke rumah di mana anjing kecil itu bermain dengan gembira. Sampainya di sana, anjing raksasa itu, melihat banyak anjing besar dengan muka geram, dan ganas, anjing raksasa itu pun marah dan berteriak, dengan kekesalannya anjing itu kembali kehutan dengan kemarahan yang besar.