Lihat ke Halaman Asli

hesty Gorang

Buku gudang ilmu

Butuh Pengembangan Diri

Diperbarui: 20 November 2020   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aku sudah terlalu kenyang dengan keegoisanku. Kini aku kembali lapar untuk satu keburukan baru. Yah, beginilah aku. Kenyang dengan kejelekan yang tak habis-habisnya dilakukan. Merasa diri serba bisa dan melupakan diri bahwa sebenarnya aku tidak ada apa-apanya.

Mau dibilang ini merendahkan diri? Bukan, ini bukan aksi merendahkan diri sendiri, tapi aksi menyadarkan diri yang terlalu sombong dan egois dengan keberuntungan. Kau mungkin lagi sengsara, atau lagi susah dengan keadaan dunia yang dipenuhi dengan huru-hara ini.

Namun, aku diberikan kenikmatan yang tidak didapatkan orang lain. Hari ini aku bisa menyantap beberapa lauk pauk kesukaanku, minuman segar dengan berbagai warna, menghirup udara segar tanpa hambatan, dan menikmati setiap detik kehidupan dengan segala fasilitas yang dibilang lengkap.

Namun, aku lupa. Kebahagiaan yang ada ini, bukan semua milikku. Ada yang harus disalurkan, tapi lagi-lagi aku harus merendahkan diriku ini. Ada tetangga menagis kesakitan tak aku hiraukan, yang menahan lapar dan dahaga tak juga aku peduli.

Hatiku seperti ditutup oleh segala keegoisan, dan kesombonganku. Pikiranku sempit, hatiku mati, pikiranku tertutup oleh segala kemewahan dunia. 

Aku benar-benar lupa bahwa aku lahir dari tangan mereka yang sedang kosong itu, aku lupa bahwa dulu ketika aku menagis kesakitan mereka mengantarkanku ke seorang dokter untuk merawatku, aku pun lupa bahwa perut ini pernah diisi oleh buah segar yang mereka cari dari hasil keringat mereka. Padahal mereka hanyalah seorang pedagang biasa yang setiap hari berjalan keliling menjual sayur-mayur disetiap gang desa ini. 

Sekarang ketika aku yang naik daun, aku lupa semua itu. Kebodohan apa yang sudah merasuki jiwa ini. Begitu tega melupakan semua kebaikan, dan menikamtai hidup tanpa memikirkan orang lain disampingnya.

Mungkin aku lagi sadar bahwa aku sekarang berada di atas titik keegoisan yang tinggi, dan berharap untuk bisa menjadikan diri ini lebih baik dari sebelumnya. Aku butuh belajar dan mengenal diriku, sebelum sibuk menilai dan menghukum batin orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline