Lihat ke Halaman Asli

Jauhi Kemudaratan dan Bahagialah Selamanya

Diperbarui: 30 Juli 2021   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kominfo

Sampai bulan ke 16, pandemiCovid-19 sampai dan berkembang di Indonesia, kita harus berhadapan dengan beberapa varian dari penyakit itu. Seperti yang telah diketahui bahwa virus awal yang ditemukan di Wuhan China, telah bermutasi sedemikian rumah. Ada varian Alpha, Betta, Gamma dan terakhir adalah Delta yang diketahui berkembang di India. Varian Delta diketahui dengan cepat menular jauh melampaui kecepatan varian awal.

Tidak ada satu negarapun yang punya pengalaman soal pandemi yang mematikan ini,meskipun di amsa lalu ada beberapa pandemi yang mengguncang dunia. Namun Covid-19 telah membuat banyak sendi global luluh lantak.

Beberapa negara memang sudah bisa mengendalikan penyakit itu, bukan saja karena intervensi negara yang baik, namun kemauan dari warganya untuk tetap sehat melebihi apapun di dunia.

Namun memang, di beberapa negara penanganan Covid-19 terkesan terseok-seok, termasuk Indonesia. Ini tidak bisa dipunkiri. Ini disebabkan banyak hal. Kemungkinan ketidaksingkronan pemerintah pusat dan daerah. Data di daerah banyak yang tidak akurat sehingga pemerintah pusat kesulitan memberikan kebijakan.

Kedua, banyak warga yang abai atau malah melanggar ketetapan yang sudah ada. Contohnya adalah larangan mudik pada lebaran lalu banyak dilanggar sehingga di beberapa daerah semisal Kudus dan Bangkalan, banyak korban berjatuhan karena Covid-19.

Pengabaian dan pelanggaran itu diperparah dengan hoax dan provokasi yang berkembang di sekitar kita. Banyak sekali kajian agama yang mengabaikan virus dan berkali-kali melanggar PPKM yang menganjurkan untuk melakukan salat di rumah saja, karena varian Delta yang cukup massif dan berbeda dengan varian sebelum-sebelumnya.

Padahal jika kita ingat ada pemahaman agama yang reflektif dan mengacu ke dalam jalan etis yaitu  "Menjauhi kemudharatan terlebih-dahulu dan raih kemaslahatan kemudian". Sebagaimana prinsip yang perlu kita pegang yaitu (Darul mafasid muqoddam ala jalbil masholih). Artinya, menjauhi kerusakan itu jauh lebih utama dari pada memperoleh kemaslahatan.

Karena itu taat ketentuan dengan baik. Melakukan salat memang hal yang sangat mulia dan mendapat pahala. Namun jika melakukan salat di tengah kerumuman orang, itu sama saja mendekatkan diri kepada kemudharatan.

Dekatilah kemaslahatan, patuhi ketentuan dan berbahagialah selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline