Lihat ke Halaman Asli

Mendorong Nasionalisme Digital Generasi Milenial

Diperbarui: 9 Agustus 2018   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosial Media - ctmaxs.com

Perkembangan teknologi informasi di era milenial ini begitu pesat. Media cetak dan nya media online terus mencoba mempertahankan eksistensinya. Sementara media sosial juga tumbuh begitu pesat, dengan gayanya sendiri. Masyarakat pun nampaknya begitu menyenangi perkembangan media sosial ini. 

Melalui media sosial, seorang individu tidak hanya bisa mengekspresikan opini dan mendorong terjadnya diskusi, tapi juga bisa menguatkan konsep eksklusivitas bagi kelompok tertentu. Kelompok ini biasanya cenderung radikal dan merasa dirinya paling benar sendiri, dan menilai pihak yang berbeda sebagai pihak yang salah.

Berbagai kemudahan dan keunggulan media online serta media sosial inilah, yang membuat banyak masyarakat beraktifitas di tempat ini. Namun, keberadaan kelompok yang merasa benar di media sosial, harus menjadi perhatian bersama. Kenapa? Karena mereka seringkali menyebarkan provokasi, ujaran kebencian, dan informasi hoax yang bisa menyesatkan masyarakat. Dan intensitasnya terus mengalami peningkatan. Apalagi di tahun politik seperti sekarang ini, bibit kebencian terus bermunculan di medis maya yang dikhawatirkan bisa merambah ke dunia nyata.

Gangguan semacam itu harus dibersihkan. Lalu, siapa yang bertugas membersihkan itu semua? Kita. Kita sebagai generasi milenial lah yang juga harus berkontribusi aktif menjaga dunia maya dari segala bibit kebencian. Jika para generasi muda di era kemerdekaan harus berperang untuk menunjukkan semangat nasionalismenya, maka di era milenial ini, generasi muda juga harus mampu menunjukkan semangat yang sama. 

Tentu bukan dengan cara berperang secara fisik. Mewujudkan nasionalisme digital salah satunya bisa dengan cara menebarkan pesan damai di media sosial. Pesan damai disini adalah pesan yang tidak menjelekkan orang lain, pesan yang tidak mengandung sentimen SARA dan pesan yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal.

Nasionalisme digital di era milienial harus menjadi komitmen bersama. Tidak hanya generasi muda, generasi tua yang hidup di era ini, juga harus melakukan hal yang sama. Stop segala perkataan yang menyudutkan dan menjelekkan pihak lain. 

Mari kita suarakan untuk hidup rukun dan saling menghargai antar sesama. Mari kita lihat nilai-nilai yang telah diwariskan nenek moyang kita. Tidak ada satupun nilai-nilai kearifan lokal, yang mengajarkan kebencian. 

Mari kita tularkan nilai-nilai positif ini melalui media sosial. Karena media sosial sudah terlalu banyak pesan-pesan kebencian, yang dikhawatirkan bisa memicu terjadinya perpecahan di tengah masyarakat.

Sebentar lagi, Indonesia kembali akan memperingati hari kemerdekaan. Menjadi kewajiban kita semua para generasi milenial, untuk mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal potisif, inovatif, kreatif, tapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. 

Membersihkan negeri segala pengaruh negatif, sama halnya berjuang mempertahankan negeri ini dari potensi ancaman. Ingat, Indonesia adalah negara yang sangat luas dengan berbagai macam kekayaan dan keindahan alamnya. Kalau bukan kita para generasi penerus yang mempertahankan, lalu siapa lagi. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline