Lihat ke Halaman Asli

Cerdaslah dalam Berjihad

Diperbarui: 26 Maret 2016   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="muslimtalk.co"][/caption]Setiap kali saya membaca berita tentang ISIS, semakin saya bingung dan tidak masuk akal. Mereka dengan mudah melakukan perbuatan tidak terpuji, dan melakukan pembenaran atas nama agama. Bukan bermaksud menjelekkan, tapi begitulah adanya. Awalnya, saya mencoba untuk berusaha berpikir obyektif, tapi setelah saya mencoba mencari berbagai macam referensi, perilaku mereka kok benar-benar tidak manusiawi dan tidak jelas dasarnya apa. Kalau selama ini didasarkan atas nama agama, sepertinya sama sekali tidak benar.

Mereka bilang, ingin menerapkan hukum Islam. Jika yang bersalah maka harus dihukum. Dalam konteks itu mungkin masih masuk akal. Tapi bagaimana jika ada seorang anak yang menuduh ibunya murtad, lalu mengeksekusinya di depan umum. Apakah ini menerapkan hukum Islam? http://international.sindonews.com/read/1075310/43/anggota-isis-eksekusi-ibu-kandung-atas-tuduhan-murtad-1452223060 Bukankah ibu yang melahirkan dan membesarkan kita di dunia? Bukankah surga berada di bawah telapak kaki ibu? Kenapa tidak ada penghargaannya sama sekali terhadap kaum perempuan?

Kini, beredar lagi istilah jihad nikah. Doktrin aneh ini, menyarankan agar para perempuan pergi ke tempat-tempat perang, untuk memenuhi hasrat seks para mujahid. Bahkan, banyak perempuan yang diculik, untuk melakukan jihad seks tersebut. http://international.sindonews.com/read/892359/43/pesan-menyayat-hati-wanita-calon-korban-jihad-seks-isis-1408335251 Apakah jihad nikah atau jihad seks ini juga dibenarkan menurut agama? Kok rasanya tidak ya. Sebagai orang awam, saya berpikir sederhana saja. Hal itu sama halnya ketika penjajah Jepang datang ke Indonesia, dan memaksa para wanita Indonesia untuk memuaskan nafsu seksnya.

Belakangan, mereka juga melibatkan anak-anak kecil untuk melakukan jihad, dengan cara meledakkan diri dengan bom. Anak-anak kecil itu, dilatih sebagai mujahid yang berani. Bahkan, beberapa media mengabarkan ada seorang ayah yang merekam aksi anak kecilnya tersebut ketika menyerbu musuh dengan cara meledakkan bom. Ini fakta lagi yang membuat kita tidak masuk akal dalam memaknai jihad. Padahal, jihad bukanlah dilakukan dengan cara kekerasan. Jihad tidak dilakukan dengan cara memberikan kehormatan.

Mari kita pahami lagi. Kalau tidak paham, tanyalah kepada guru, ustadz, pemuka agama yang benar-benar mengerti. Jangan libatkan anak-anak kita dalam tindakan jihad ini. Tidak perlu lagi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Jihad tidak identik dengan cara-cara teror, jihad tidak dengan cara kekerasan. Jika Anda seorang kepala keluarga, menjadi ayah yang bertanggung jawab terhadap anak dan istri, sudah merupakan bagian dari jihad. Jika Anda seorang ibu, membesarkan anak sesuai dengan ajaran agama, itu juga merupakan bagian dari jihad. Dan jika Anda seorang anak muda, belajar setinggi langit agar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, itu juga merupakan jihad.

Jadi, mari kita berjihad dengan cara yang lebih santun. Jangan tumpahkan darah kalian hanya untuk kepentingan kelompok teror. Jangan berikan kehormatan kalian hanya untuk memenehui nafsu para kelompok radikal keagamaan. Ingat kalian punya keluarga sendiri. Dan jangan berikan anak kalian kepada kelompok-kelompok yang jelas tidak sejalan dengan ajaran agama. Mari kita berjihad dengan cara yang cerdas. Yang sesuai dengan ajaran agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline